Budidaya Buah Naga
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIE-4a7GDR057VYtwq1nFFeSwVDlOmNpfrWFtW9j7Y6Et6bylOp0IMYf21TVXq4nLYpm01qs3BiAv34WWR6Uek7_GhgIwcNk_x8e1IWd_V5cpoKZEbJoa-3qBrSGja_cPf8jHxJtMba0I/s72-c/150.jpg
Buah naga
dikelompokan kedalam keluarga tanaman kaktus. Meskipun dikenal sebagai buah
dari Asia, tanaman ini aslinya berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika
Selatan. Pada tahun 1870, bangsa Perancis membawa buah naga dari Guyana ke
Vietnam sebagai tanaman hias. Karena rasanya manis, buah naga kemudian
dikonsumsi secara meluas di Vietnam dan Cina.
Di Indonesia, buah
naga mulai populer sejak tahun 2000. Tidak jelas benar siapa yang pertama kali
mengembangkannya. Diperkirakan buah naga yang masuk ke negeri kita berasal dari
Thailand dan dibudidayakan oleh para pehobi tanaman secara sporadis.
Saat ini terdapat
beberapa spesies tanaman buah naga yang banyak dibudidayakan. Jenis-jenisnya
buah populer yaitu:
- Hylocereus undatus kulitnya merah dengan daging buah putih
- Hylocereus polyrhisus kulit merah dengan daging buah merah
- Hylocereus costaricensis kulit merah dengan daging buah merah pekat agak keunguan
- Hylocereus megelanthus kulitnya berwarna kuning dengan daging buah putih.
Budidaya buah naga sangat
cocok dengan kondisi iklim dan alam Indonesia. Tanaman ini tumbuh optimal pada
ketinggian 0-350 meter dpl dengan curah hujan sekitar 720 mm per tahun. Suhu
udara ideal bagi pertumbuhan buah naga berkisar 26-36 derajat celcius.
Memilih bibit buah naga
Tanaman buah naga bisa
diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Cara generatif yaitu
memperbanyak tanaman dari biji. Benih diambil dengan cara mengeluarkan biji
dari buah naga terpilih. Cara ini sedikit sulit dan biasanya dilakukan oleh para
penangkar berpengalaman.
Cara vegetatif relatif
lebih banyak dipakai karena lebih mudah. Budidaya buah naga dengan cara
vegetatif lebih cepat menghasilkan buah. Selain itu, sifat-sifat tanaman induk
bisa dipastikan menurun pada anaknya. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan
buah naga:
- Penyetekkan dilakukan terhadap batang atau cabang tanaman yang pernah berbuah, setidaknya 3-4 kali. Hal ini berguna agar hasil setek bisa berproduksi lebih cepat dan produktivitasnya sudah ketahuan dari hasil buah terdahulu.
- Pilih batang yang berdiameter setidaknya 8 cm, keras, tua, berwarna hijau kelabu dan sehat. Semakin besar diameter batang akan semakin baik, karena batang tersebut akan jadi batang utama tanaman.
- Pemotongan dilakukan terhadap batang yang panjangnya sekitar 80-120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20%, bagian yang 80% akan dijadikan calon bibit.
- Potong-potong batang calon bibit dengan panjang sekitar 20-30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan pangkal bawah yang akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar.
- Potongan setek harus memiliki setidaknya 4 mata tunas. Panjang setek bisa lebih pendek namun konsekuensinya akan berpengaruh pada kecepatan berbuah.
- Biarkan batang setek yang telah dipotong-potong tersebut hingga getahnya mengering. Apabila langsung ditanam getah yang masih basah bisa menyebabkan busuk batang. Untuk menghindari resiko serangan jamur batang setek bisa di celupkan pada larutan fungisida.
- Siapkan bedengan atau polybag untuk menanam setek-setek tersebut. Untuk campuran tanah atau media tanamnya silahkan lihat cara membuat media persemaian.
- Siram bedengan atau polybag dengan air yang telah dicampur dengan 5 tutup Pupuk Hayati BIOBOOST dengan 10 liter air yang telah diisi dengan media tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari setek kedalam media tanam sedalam 5 cm.
- Ulangi setiap 1 minggu sekali pemberian BIOBOOST.
- Berikan naungan atau sungkup untuk melindungi setek tersebut. Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 hari sekali.
- Setelah 3 minggu, tunas pertama mulai tumbuh dan naungan atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan cahaya matahari penuh.
- Pemeliharaan bibit biasanya berlangsung hingga 3 bulan. Pada umur ini tinggi bibit berkisar 50-80 cm.
Persiapan budidaya buah naga
Kebutuhan bibit untuk
budidaya buah naga seluas satu hektar sekitar 6000-1000 bibit. Jumlah bibit
yang diperlukan tergantung pada metode tanam dan pengaturan jarak tanam. Dengan
sistem tiang panjat tunggal
dibutuhkan sebanyak 1600 batang dengan kebutuhan bibit tanaman sebanyak 6400
bibit per hektar.
a.
Pembuatan tiang panjat
Dalam budidaya buah naga
tiang panjat sangat diperlukan untuk menopang tumbuhnya tanaman. Tiang panjat
biasanya dibuat permanen dari beton. Bentuk tiangnya bisap pilar segi empat
atau silinder dengan diameter sekitar 10-15 cm.
Tinggi tiang panjat untuk
budidaya buah naga biasanya 2-2,5 meter. Tiang tersebut ditanam sedalam 50 cm
agar kuat berdiri. Di ujung bagian atas diberikan penopang berupa batang kayu
atau besi membentuk ‘+’. Kemudian tambahkan besi berbentuk lingkaran atau bisa
juga ban motor bekas. Sehingga bagian ujung atasnya berbentuk seperti stir
mobil.
Buatlah tiang panjat
tersebut secara berbaris, jarak tiang dalam satu baris 2,5 meter sedangkan
jarak antar baris 3 meter. Jarak ini juga sekaligus menjadi jarak tanam. Di
antara barisan buat saluran drainase sedalam 25 cm.
b.
Pengolahan tanah
Setelah tiang panjat
disiapkan, buatlah lubang tanam dengan ukuran 60×60 cm dengan kedalaman 25 cm.
Posisi tiang panjat persis terletak ditengah-tengah lubang tanam tersebut.
Campurkan 10 kg pasir
dengan tanah galian untuk menambah porositas tanah. Tambahkan pupuk kompos atau
pupuk kandang yang telah matang sebanyak 10-20 kg. Tambahkan juga dolomit atau
kapur pertanian sebanyak 300 gram, karena
buah naga memerlukan banyak kalsium. Aduk bahan-bahan tersebut hingga merata.
Timbun kembali lubang
tanam dengan campuran media di atas. Kemudian siram dengan air yang
sudah dicampur dengan BIOBOOST hingga
basah tapi jangan sampai tergenang. Biarkan lubang tanam yang telah ditimbun
kembali tersinari matahari dan mengering.
Setelah 3-5 hari, berikan pupuk TSP sebanyak 25 gram. Pemberian
pupuk melingkari tiang panjat dengan jarak sekitar 10 cm dari tiang. Biarkan
selama kurang lebih 1 hari. Kini lubang tanam siap untuk ditanami.
Penanaman bibit buah naga
Untuk satu tiang panjat
dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga. Bibit ditanam mengitari tiang panjat,
jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman sekitar 10 cm. Bibit dipindahkan
dari bedeng penyemaian atau polybag. Gali tanah sedalam 10-15 cm, atau
disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit diletakkan pada galian tersebut
dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.
Setelah ke-4 bibit
ditanam, ikat batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel pada tiang
panjat. Lakukan pengikatan setiap tanaman tumbuh menjulur sepanjang 20-30 cm.
Pengikatan jangan terlalu kencang untuk memberi ruang gerak pertumbuhan tanaman
dan agar tidak melukai batang.
Pemupukan dan perawatan
a.
Pemupukan
Pada masa awal pertumbuhan
pupuk yang dibutuhkan harus mengandung banyak unsur nitrogen (N). Pada fase
berbunga atau berbuah gunakan pupuk yang banyak mengandung fosfor (P) dan
kalium (K). Pemakaian urea tidak dianjurkan untuk memupuk buah naga, karena
sering mengakibatkan busuk batang.
Pemupukan dengan pupuk
kompos atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 5-10 kg
per lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah berikan pupuk tambahan NPK dan
ZK masing-masing 50 dan 20 gram per lubang tanam. Pada tahun berikutnya
perbanyak dosis pemberian pupuk sesuai dengan ukuran tanaman. Pupuk Hayati
BIOBOOST diberikan setiap 30 hari sekali dengan dosis 3 botol / hektar untuk memaksimalkan hasil.
b.
Penyiraman
Penyiraman bisa dilakukan
dengan mengalirkan air pada parit-parit drainase. Selain itu juga bisa
menggunakan gembor atau irigasi tetes. Sistem irigasi tetes lebih hemat air dan
tenaga kerja namun perlu investasi yang cukup besar.
Penyiraman dengan parit
drainase dilakukan dengan merendam parit selama kurang lebih 2 jam. Bila
penyiraman dilakukan dengan gembor, setiap lubang tanam disiram dengan air
sebanyak 4-5 liter. Frekuensi penyiraman 3 kali sehari di musim kering, atau
sesuai dengan kondisi tanah.
Penyiraman bisa dikurangi
atau dihentikan ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pengurangan atau
penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan pertumbuhan tunas baru sehingga
pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman tetap dilakukan apabila tanah
terlihat kering dan tanaman layu karena kurang air.
c.
Pemangkasan
Terdapat setidaknya tiga
tipe pemangkasan dalam budidaya buah naga, yakni pemangkasan untuk membentuk
batang pokok, pemangkasan membentuk cabang produksi dan pemangkasan peremajaan.
Pemangkasan untuk
membentuk batang pokok dilakukan pada batang bibit tanaman. Tanaman yang baik
memiliki batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk mendapatkan itu
pilih tunas yang tumbuh di bagian paling atas batang awal. Tunas yang tumbuh
dibawahnya sebaiknya dipotong saja.
Pemangkasan untuk
membentuk cabang produksi dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang pokok.
Pilihlah 3-4 tunas untuk ditumbuhkan. Nantinya tunas ini akan menjadi batang
produksi dan tumbuh menjuntai ke bawah. Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya yang
ada di bagian atas, sekitar 30 cm dari ujung atas.
Pemangkasan peremajaan
dilakukan terhadap cabang produksi yang kurang produktif. Biasanya sudah
berbuah 3-4 kali. Hasil pangkasan peremajaan ini bisa dijadikan sumber bibit
tanaman.
Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemangkasan adalah bentuk tanaman. Biasanya tanaman buah
naga tumbuh tidak teratur. Upayakan agar tunas-tunas yang dipilih bisa
membentuk tanaman dengan baik. Sehingga percabangan tidak terlalu rimbun dan
batang yang ada dibawah tajuk bisa terkena sinar matahari dengan maksimal.
Pemanenan
Tanaman buah naga berumur
panjang. Siklus produktifnya bisa mencapai 15-20 tahun. Budidaya buah naga
mulai berbuah untuk pertama kali pada bulan ke 10 hingga 12 terhitung setelah
tanam. Namun apabila ukuran bibit tanamannya lebih kecil, panen pertamanya bisa
mencapai 1,5-2 tahun terhitung setelah tanam. Produktivitas pada panen pertama
biasanya tidak langsung optimal.
Satu tanaman biasanya
menghasilkan 1 kg buah. Dalam satu tiang panjat terdapat 4 tanaman.
Berarti dengan jumlah tonggal 1600 dalam
satu hektar akan dihasilkan sekitar 6-7 ton buah naga sekali musim panen. Usaha
budidaya buah naga yang sukses bisa menghasilkan lebih dari 50 ton buah per
hektar per tahun.
Ciri-ciri buah yang siap
panen adalah kulitnya sudah mulai berwarna merah mengkilap. Jumbai buah berwarna
kemerahan, warna hijaunya sudah mulai berkurang. Mahkota buah mengecil dan
pangkal buah menguncup atau berkeriput. Ukuran buah membulat dengan berat
sekitar 400-600 gram.