BUDIDAYA TANAMAN ALFALFA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQgnBV7n6dBB8DXzkgU8zzgd74QKYAseXvKoVZhChzeI0mL9SArT_1hOrMLs6vWtb7DRArQ6WwY3ydniIZxt_TRvLkOS0Fa4fnXKK61IOueADOhJDxLrZ91moFHfMkWOLpuGYFa1h6qec/s72-c/Alfalfa_Extract.jpg
Alfalfa atau nama latinnya
Medicago Sativa L adalah tanaman hutan liar tertua di dunia. Tumbuh di
pegunungan mediterania di sebelah barat daya Asia. Alfalfa berasal dari Iran. Alfalfa
diperkenalkan ke Eropa dari Asia oleh bangsa Persia pada perkiraan tahun 490
sebelum masehi.
Alfalfa merupakan salah satu kacang-kacangan alam tertua di dunia, Alfalfa diketahui dibudidayakan selama lebih dari 2000 tahun. By history seluruh tanaman Alfalfa (daun, tangkai, akar dan biji) dapat dimakan oleh manusia. Orang-orang Arab, beberapa abad yang lalu, menggunakan Alfalfa sebagai pakan untuk kuda-kuda mereka dan mengklaimnya dapat membuat hewan-hewan mereka cepat dan kuat. Ketika mereka mencoba ramuan sendiri, mereka menjadi sangat yakin manfaat kepada kesehatan dan kekuatan yang mereka namakan pabrik "Al-Fak-Facah", yang berarti "Bapak Semua Makanan". Orang Spanyol kemudian merubah nama menjadi Alfalfa. Akar dari tanaman Alfalfa dapat menyentuh ke dalam bumi untuk mencapai mineral yang tidak dapat diakses oleh sebagian tanaman lainnya.
Kata Alfalfa berasal dari bahasa arab terbagi dalam dua bagian kata yaitu “Al” yang berarti Allah dan “falf” yang artinya ribuan kenikmatan dan manfaat atau orang Yunani menyebutnya “bapak dari segala makanan”, ciptaan dan karunia. Penyebaran tanaman ini ke berbagai belahan dunia diduga terjadi pada zaman perunggu. Penyebarannya sendiri diperkirakan melewati daerah Asia Tengah.
Tanaman ini mengandung 60 nutrisi, sehingga disebut "bapak dari semua tumbuhan". Tanaman Alfalfa juga mengandung 8 asam amino esensial bersama dengan karbohidrat, protein, serat vitamin, dan sejumlah kecil lemak. Kandungan protein dalam Alfalfa adalah 18,9% dibandingkan 16,5% untuk daging sapi, 3,3% untuk susu dan 13,1% untuk telur. Kandungan kalsium di Alfalfa juga sangat tinggi yaitu 14 kali lebih dibandingkan bibit gandum. Alfalfa juga mengandung alkalin. Alkalinitas membantu untuk menetralkan keasaman dalam tubuh. Daun Alfalfa memiliki kandungan zat hijau daun (chlorophyll) yang empat kali lebih tinggi daripada sayuran yang biasa di konsumsi. Chlorophyll merupakan molekul pembentuk pigmen hijau pada tumbuhan, alga, dan bakteri. Molekul itu menangkap cahaya dan melepaskan elektron untuk membentuk gula serta oksigen dalam proses fotosintesis.
Tanaman yang juga disebut di dalam Al-Qur’an ini menjadi kekuatan industri pertanian yang luar biasa justru di negeri seperti Amerika. Alfalfa menjadi sumber kekuatan ekonomi pertanian ketiga di Amerika setelah jagung dan gandum. Maka tidak heran bila Amerika menjelma sebagai produsen alfalfa terbesar di dunia dan Amerika juga menjadi penghasil daging yang sangat besar, nomor dua setelah China.
Maksud nutritious plants dalam Alquran (QS. 80 : 24-32 & QS 78 : 16) adalah tanaman alfalfa - sangat kaya dengan gizi seperti yang diulas oleh ilmuwan Muslim Mesir Prof. DR. Zagloul Al Najjar - Fellow of Islamic Academy of Science - yang menulis lebih dari 150 mukjizat Al-Qur’an.
Manfaat Tumbuhan Alfalfa
Sejak abad ke-6, alfalfa (Medicago sativa) telah digunakan oleh bangsa Cina untuk mengobati batu ginjal, saluran pencernaan dan kembung. Awalnya, dunia pengobatan tradisional Cina sering menggunakan daun Alfalfa untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan. Kemudian berkembang untuk membantu membersihkan racun dalam darah atau yang disebut detoksifikasi dan pengobatan peradangan sendi. Sedangkan dalam pengobatan India (Ayurveda) untuk mengobati sakit pencernaan. Alfalfa juga diyakini sangat membantu meringankan gejala radang sendi.
Di Eropa, alfalfa dikenal sebagai 'obat rakyat' yang sangat baik untuk memperlancar kencing. Kepiawaiannya sebagai antibiotik tak hanya di dalam tubuh. Kandungan chlorophyll dalam daun alfalfa digunakan sebagai desinfektan untuk mengobati infeksi luka luar.
Dalam The American Journal of
Surgery 1940, Benjamin Cruskin M D merekomendasikan chlorophyll untuk mencegah
dan menyembuhkan beragam infeksi dan luka.
Homeopaths dan herbalis
menggunakan alfalfa untuk mengobati anemia, kelemahan dalam pemulihan, gangguan
feminin yang berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon dan keluhan menopause.
Keunggulan lain alfalfa adalah memiliki kandungan vitamin dan mineral cukup lengkap. Vitamin yang terkandung dalam alfalfa adalah: vitamin A, thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin K, dan asam folat. Mineral unggulan, yakni kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan seng.
Untuk membuat minuman alfalfa dari daun keringnya juga cukup
mudah. Caranya sama seperti menyeduh teh. Selain itu, alfalfa juga sering
digunakan dalam sup. Daun alfalfa yang sudah dikeringkan digunakan sebagai
suplemen dalam bentuk tablet, bubuk, dan teh.
Di negara-negara Amerika dan Australia, daun alfalfa muda segar sering dicampurkan dalam salad. Di China sudah digunakan sebagai obat herbal atau sebagai campuran sup.
Menurut penyelidikan yang
dimuat di "Journal of Nutrition" oleh para ahli sains (scientists) di
University of California at Davis, 1984) diketemukan bahwa ALFALFA extracts
bisa menggantikan INSULIN bagi penderita DIABETES
Konon kandungan gizi alfalfa merupakan yang terlengkap di antara semua tumbuhan. Hampir semua zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan terkandung di dalam tumbuhan yang termasuk keluarga kacang-kacangan ini. Sebut saja mineral. Mineral unggulan berupa kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan seng terkandung di dalamnya. Vitaminnya, mulai dari vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, K, hingga asam folat juga ada. Tidak heran, tumbuhan ini dikenal sebagai bapak dari segala tanaman.
Klorofil dari alfalfa umumnya tersedia dalam bentuk ekstrak dan dijadikan suplemen. Sebagai obat, klorofil digunakan dalam pencegahan ataupun pengobatan berbagai jenis penyakit seperti kanker, radang, anemia, konstipasi, antibakteri, pembersih racun, penyeimbang nutrisi, dan pemulihan pada orang sakit dan lain-lain.
Dari segi nutrisi alfalfa kaya kalsium dan alfafa mencegah mengerasnya pembuluh darah. Jadi alfalfa mengandung zat anti kolestrol serta canggih memerangi infeksi
Alfalfa disebutkan juga sebagai
tonik sedang yang baik untuk darah. Alfalfa mempunyai efek diuretik,
antipiretik dan hemostatik.
Alfalfa kaya akan sumber
nutrisi seperti vitamin dan mineral. Sering digunakan untuk memperbaiki
defisiensi nutrisi.
Dalam pengobatan tradisional Cina, akar alfalfa adalah paling sering dibicarakan. Akar alfalfa selain sebagai diuretik juga sering diberikan untuk kasus batu ginjal dan penyakit kuning.
Prof. Dr. Made Astawan-ahli
Teknologi Pangan dan Gizi IPB dalam sebuah literatur, mengatakan bahwa alfalfa
mengandung komponen-komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti
saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula,
protein, mineral, dan serat dalam jumlah yang cukup banyak. Saponin yang
terkandung dalam akar alfalfa ini dapat menghambat peningkatan kolesterol pada
darah hewan uji. Juga menurut Made, Vitamin K yang terkandung dalam 100 g
alfalfa dapat memenuhi 38% dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Vitamin K
sangat penting untuk pembentukan protein, penggumpalan darah, dan sebagai zat
antihemolitik saat pendarahan. Menegaskan hal tersebut, “Kalau ada luka
tersayat, ditaburi saja dengan serbuk atau cairan (alfalfa) ini, dalam hitungan
detik (lukanya) langsung menutup,” ungkap Nugroho.
Khasiat tanaman dengan nama latin Medicago sativa ini bagi kesehatan manusia memang telah diteliti oleh banyak ahli kesehatan dunia. Menurut Dr. Ir. H. Nugroho W. Dipl. WRD, M.Eng., seorang pembudidaya alfalfa di kawasan Boyolali, Jateng, kandungan protein alfalfa sangat tinggi, “Proteinnya, ini hasil analisa pangan ya, kalau ditotalkan, hasilnya 32%. Menyamai kedelai. Kedelai ‘kan 45.”
Mendampingi kandungan zat gizi lengkapnya, klorofil alfalfa juga amat penting. Kandungan klorofil alfalfa yang mencapai empat kali klorofil tanaman lain, berdasarkan beberapa literatur. Klorofil ini memberikan manfaat kesehatan di antaranya membantu mengeluarkan racun tubuh, menyeimbangkan kadar asam- basa dalam tubuh, meningkatkan jumlah sel darah merah, membuat kulit sehat dan awet muda, serta meningkatkan kekebalan tubuh (AGRINA Edisi 75, 15 April 2008).
Alfalfa terbukti bermanfaat sebagai antikanker (AGRINA Edisi 83, 5 Agustus 2008), berbagai penelitian yang dilakukan beberapa ahli kesehatan pun membuktikan bahwa alfalfa berkhasiat mengatasi berbagai macam penyakit. “Manfaatnya bagi kesehatan sebenarnya cukup banyak, mengingat fungsinya dalam menangkal radikal bebas,” ujar Nugroho.
Dari banyak manfaat Alfalfa
yang diungkapkan, di antaranya mencegah radang sendi dan rematik, menurunkan
tekanan darah tinggi, menurunkan risiko serangan stroke dan menghambat
penurunan fungsi syaraf, mengatasi kelelahan, mengurangi bahaya merokok, serta
menghambat penuaan.
Alfalfa juga dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti kanker dan kencing manis.Studi secara ekstensif sudah banyak dilakukan terhadap alfalfa. Seluruh bagian tanaman ini mengandung komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti: saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein, mineral, dan komponen gizi lainnya. Juga mengandung serat (dietary fiber) dalam jumlah cukup banyak dan dapat berfungsi sebagai antikolesterol.
Alfalfa dikenal sebagai salah satu tumbuhan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Kandungan kalsium, klorofil, karoten, dan vitamin K yang cukup tinggi, menjadikan alfalfa sebagai salah satu suplemen yang sering dikonsumsi manusia.
Daun alfalfa merupakan salah satu sumber klorofil, empat kali lebih tinggi daripada sayuran biasa. Telah banyak dilakukan kajian ilmiah tentang khasiat klorofil, di antaranya sebagai pembersih dalam tubuh, pembentuk sel darah, pengatur keseimbangan asambasa tubuh, peningkat daya tahan, serta pengganti sel yang rusak.
Sebetulnya hampir seluruh tumbuhan hijau mengandung vitamin K. Namun, kandungan vitamin K dalam 100 gram alfalfa cukup tinggi, yang dapat memenuhi 38 persen dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Hal ini dapat menjadikan alfalfa sebagi salah satu sumber vitamin K bagi tubuh. Vitamin K sangat penting untuk pembentukan protein dan penggumpalan darah pada saat terjadi luka. Vitamin K juga dapat berfungsi sebagai zat antihemolitik, khususnya saat terjadi perdarahan, seperti pada orang-orang yang sedang melakukan terapi antibiotik dan bagi penderita diare kronis.
Alfalfa mengandung lebih dari seratus komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu komponen paling dominan adalah saponin glukosida. Komponen saponin pada alfalfa mencapai 2-3 persen. Penelitian para ahli menunjukkan bahwa saponin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah.Saat ini alfalfa banyak tersedia dalam bentuk suplemen. Di Amerika dan Australia, bagian daun yang masih muda biasa dikonsumsi sebagai salah satu bahan salad. Di Cina, alfalfa biasanya direbus dan digunakan sebagai obat herbal. Selain itu, alfalfa juga sering dibuat jus.
Selain daun, biji tanaman ini juga dapat dikonsumsi, tetapi tidak dianjurkan bagi penderita lupus (systemic lupus erythematosus) karena mengandung asam amino L-canavanine yang diduga dapat mengakibatkan lupus-like syndrome.
Alfalfa juga di ketahui mempunyai efek pengobatan yang kaya dengan vitamin. Alfalfa adalah sumber yang baik dari vitamin A, C, D, E, K and beberapa jenis vitamin B. Sebagai tambahan, alfalfa juga kaya akan protein dan mineral.
Tumbuhan asli timur tengah ini menyimpan berjuta manfaat kesehatan. Nikmati kesegarannya secara rutin, tubuh sehat imbalannya.
Cara Budidaya Tanaman Alfalfa
Budidaya tanaman alfalfa mungkin menjadi pilihan tepat, karena memiliki nutrisi yang sangat tinggi. Sangat bagus untuk kesehatan Manusia dan peternakan. Alfalfa mudah tumbuh dan beradaptasi cukup baik di hampir setiap lahan pertanian atau kebun. Tumbuhan ini sangat toleransi kondisi pertumbuhan di segala jenis tanah, selain bergizi tinggi tanaman alfalfa tahan terhadap kekeringan, ini karena ia tidak suka atau kurang maksimal produksinya di lahan basah.
Tanaman Alfalfa Sumber Klorofil
Membudidayakan tumbuhan alfalfa selain menyehatkan Manusia dan peternakan, juga menyehatkan kondisi lahan pertanian itu sendiri. Cara budidaya alfalfa juga tergolong mudah, hal utama yang harus diperhatikan adalah dengan memilih area atau lahan yang memperoleh banyak sinar matahari penuh. Lahan yang cocok untuk budidaya alfalfa memiliki drainase baik dengan tingkat pH tanah antara 6,8 hingga 7,5.
Langkah-Langkah Budidaya
Alfalfa
Sebelum melakukan penanaman
alfalfa, sebaiknya anda menentukan terlebih dahulu bibit yang akan di tanam,
membersihkan lahan dari semak belukar di sertai juga olah tanah dengan sistem
organik. Untuk memperoleh benih alfalfa murni sebaiknya dari varietas yang
sudah banyak di budidayakan di indonesia.
Cara Menanam Alfalfa
Setelah olah tanah yang
sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan atau di akhir musim kemarau, cara
menanam alfalfa bisa dilakukan dengan menebar benih saat musim hujan mulai
datang. pertumbuhan akar alfalfa sangat cepat, tidak memerlukan kedalaman
tanam, hanya taburi benih secara merata ke tanah dan ditaburi dengan pupuk
kompos atau bokashi. Benih alfalfa berat 1 gram cukup untuk keluasan area 0,75
m2. Kocorkan Pupuk Hayati BIOBOOST dengan dosis 3 liter/hektar lahan.
Perawatan Alfalfa
Perawatan tanaman alfalfa bisa
dimulai sejak kecambah mulai tumbuh dalam waktu tujuh hingga 10 hari, sebaiknya
lakukan perendaman benih semalam dengan Pupuk Hayati BIOBOOST dengan dosis 1
liter air + 2 tutup Bioboost. Kemudian kering anginkan dan tebar benih di
lahan. Lakukan penyemprotan menggunakan Pupuk
Hayati BIOBOOST setiap 20 hari sekali. Penjarangan tumbuhan alfalfa juga perlu
untuk mengurangi kepadatan tanaman saat ketinggian 10 cm, sesuaikan dengan
kebutuhan anda.
Penyiangan gulma serta
pengendalian hama jika diperlukan, hanya menggunakan pestisida organik. Ini
karena alfalfa biasanya di olah atau di ekstrak untuk minuman kesehatan. tentu
budidaya alfalfa secara organik sangat penting untuk menjaga hasil produksi.
Pemanenan Tanaman Alfalfa
Tanaman Alfalfa di panen
sebelum berbunga. Ini karena nilai gizi alfalfa paling optimal adalah sebelum
fase berbunga, kadar kecernaan juga sangat tinggi disaat tanaman belum keluar
bunga. Namun, jika anda memproduksi benih alfalfa sendiri dapat menyisakan
sebagian untuk tidak dipanen sebelum berbuah.
Untuk peternakan tanaman
alfalfa dapat di berikan dalam bentuk segar / hijauan makan ternak atau dapat
dikeringkan layaknya jerami padi (atau sering disebut alfalfa hay), jika ada
membudidayakan sekala luas sebagai pakan ternak. Pemotongan sebaiknya
menyisakan batang bawah 10 cm, alfalfa dapat tumbuh kembali jika mendapat
perlakuan baik, dengan pemberian pupuk kandang yang telah di fermentasi (Bokashi) setelah dipotong.
Nah, apakah anda tertarik untuk budidaya alfalfa..?
Demikian artikel tentang Manfaat dan Budidaya Alfalfa Kaya Kandungan Gizi untuk Manusia juga untuk pakan ternak.