BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-Fw1R0F8QZMFOZZBAk2xsjJzcbwXfvehxP_xw7r-jMiN2U7mgGBVdWcGO_OE9EHVTHRzbmPW7RSVz1dVB4zOX7FwnSrEN9NkA98-nJBAxw3J-hWwyIMM-ImGPBrw1LtbC-Ds8ojA2CMI/s72-c/TIRAM.jpg
Budidaya jamur tiram sangat cocok untuk daerah beriklim
tropis seperti Indonesia. Investasi yang dibutuhkan untuk memulai udaha
budidaya jamur tiram cukup murah dan bisa dilakukan bertahap. Bagian tersulit
adalah membuat baglog, media tanam yang telah diinokulasikan dengan bibit jamur.
Nama latin jamur tiram adalah Pleurotus Ostreatus, termasuk
dalam kelompok Basidiomycota. Disebut jamur tiram karena bentuk tajuknya
menyerupai kulit tiram. Berwarna putih berbentuk setengah lingkaran. Di alam
bebas, jamur tiram putih biasa ditemukan pada batang-batang kayu yang sudah
lapuk. Mungkin karena itu, jamur tiram sering disebut jamur kayu.
Ada dua kegiatan utama dalam budidaya jamur tiram. Tahap
pertama adalah membuat media tanam dan menginokulasikan bibit jamur ke dalam
media tanam tersebut. Sehingga media ditumbuhi miselium berwarna putih seperti
kapas. Tahap kedua adalah menumbuhkan miselium tersebut menjadi badan buah.
Untuk pendatang baru, biasanya memulai kegiatan budidaya
dengan menumbuhkan baglog menjadi daging buah. Sementara pengadaan, baglog yang
siap tumbuh didapat dengan membeli dari pihak lain. Kemudian setelah usaha
budidayanya berkembang dan volumenya banyak, baru mencoba membuat baglog
sendiri.
Dalam
tulisan ini akan, saya akan mengulas langkah yang harus dipersiapkan untuk
memulai budidaya jamur tiram putih.
Menyiapkan Kumbung
Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog
dan menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan, yang diisi
rak-rak untuk meletakkan baglog. Bangunan tersebut harus memiliki kemampuan
untuk menjaga suhu dan kelembaban.
Kumbung biasanya dibuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung
bisa dibuat dari gedek atau papan. Atapnya dari genteng atau sirap. Jangan
menggunakan atap asbes atau seng, karena atap tersebut akan mendatangkan panas.
Sedangkan bagian lantainya sebaiknya tidak diplester. Agar air yang digunakan
untuk menyiram jamur bisa meresap.
Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang
dibuat bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog. Rangka rak
bisa dibuat dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar. Antara rak satu
dengan yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan.
Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak
kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan panjang
setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog.
Keperluan rak disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.
Sebelum baglog dimasukkan kedalam kumbung, sebaiknya lakukan
persiapan terlebih dahulu. Berikut langkah-langkahnya:
- Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk menyimpan baglog dari kotoran.
- Lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam kumbung. Diamkan selama 2 hari, sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung.
- Setelah bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan. Seluruh permukaannya sudah tertutupi serabut putih.
Menyiapkan Baglog
Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur
tiram. Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk
jamur kayu. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu
ujungnya diberi lubang. Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul
keluar.
Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur
biasanya membuat baglog sendiri. Namun bagi petani pemula, atau petani dengan
modal terbatas biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga petani bisa
fokus menjalankan usaha budidaya.
Cara merawat Baglog
Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni diletakkan
secara vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas. Dan secara horizontal,
lubang baglog menghadap ke samping.
Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang
disusun secara horizontal lebih aman dari siraman air. Bila penyiraman
berlebihan, air tidak akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan
pemanenan lebih mudah. Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang.
Berikut cara-cara perawatan budidaya jamur tiram adalah
sebagai berikut:
- Sebelum baglog disusun, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Kemudian diamkan kurang lebih 5 hari. Bila lantai terbuat dari tanah lakukan penyiraman untuk menambah kelembaban.
- Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang pertumbuhan lebih lebar. Biarkan selama 3 hari jangan dulu disiram. Penyiraman cukup pada lantai saja.
- Lakukan penyiraman dengan sprayer. Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. Semakin sempurna pengabutan semakin baik. Frekuensi penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung. Jaga suhu pada kisaran 16-24oC.
Panen Budidaya Jamur Tiram
Bila baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup
sempurna dengan miselium, biasanya dalam 1-2 minggu sejak pembukaan tutup
baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5-8
kali, bila perawatannya baik. Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan
menghasilkan jamur sebanyak 0,7-0,8 kg. Setelah itu baglog dibuang atau bisa
dijadikan bahan kompos.
Pemanenan dilakukan terhadap jamur yang telah mekar dan
membesar. Tepatnya bila ujung-ujungnya telah terlihat meruncing. Namun
tudungnya belum pecah warnanya masih putih bersih. Bila masa panen lewat
setengah hari saja maka warna menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya
pecah. Bila sudah seperti ini, jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama.
Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar 2-3 minggu.
Budidaya
Jamur Tiram dengan Pupuk Hayati BIOBOOST.
Peluang Usaha Jamur Kuping sekarang makin
merebak. Sekarang muncul budidaya Jamur Tiram dengan Metode suntik.
Bagaimana caranya? Cukup menyuntikan di tengah baglog atau
medianya dengan Pupuk Hayati BIOBOOST dengan dosis 1:100.
Setiap baglog cukup 5 ml dengan interval 1 minggu sekali.
Metode ini bisa meningkatkan hasil panen
tiap hari dengan tingkat produksi 8 – 12 kg / 1000 baglog. Biasanya tanpa
metode ini produksi 8 Kg / 1000 baglog diperoleh dalam waktu 3 hari. Jamur
lebih tebal dan tidak cepat layu.