BUDIDAYA ULAT HONGKONG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4lMdFsDtamoXJKcOTCTGt_yK21QiyjBvV2Qx1oVTHF0jZZ5bgyYmFbyZv6e5AsIHApt9L8gI14O_xE85ge-_lcUMIZqtJLZ0xIlIIhjyAqRGnCXUdcOcISUeTxBqDuDauUBdspTJpxYQ/s72-c/ulat+hongkong1.jpg
Budidaya
ulat hongkong tergolong mudah, tidak perlu pelatihan khusus. Biaya yang
dibutuhkan juga tidak besar, dapat memulainya dalam sekala kecil. Sebagai
tempat budidaya dapat memanfaatkan sebagian ruang dalam rumah yang ada tentunya
di bagian belakang , tidak perlu lahan yang luas.
Klasifikasi & Siklus Hidup Ulat Hongkong
Klasifikasi
ulat hongkong adalah sebagai berikut
- Kingdom
: Animalia
-
Phylum :
Arthropoda
-
Class
: Insekta
-
Order
: Coleoptera
- Suborder
: Polyphaga
-
Family
: Tenebrionidae
-
Genus
: Tenebrio
-
Spesies :
Tenebrio molitor
Jenis ulat
hongkong atau mealworm yang banyak dibudidayakan saat ini sebetulnya
fase larva dari metamorfose atau siklus hidup kumbang Tenebrio molitor. Sebelum menjadi kumbang dewasa, Tenebrio
molitor mengalami metamorfose sempurna yaitu dari telur, larva, pupa,
kumbang muda dan kumbang dewasa. Kurun waktu yang diperlukan dalam metamorfose
tersebut cukup lama yaitu sekitar 3 – 6 bulan, tergantung pada kondisi tempat
dan ketersediaan makanan. Pada fase larva itulah yang disebut sebagai ulat
hongkong, yang banyak dimanfaatkan sebagai pakan burung atau hewan
piaraan lainnya.
Bibit Dan Tempat budidaya Ulat Hongkong
Siapkan
wadah atau tempat budidaya ulat hongkong yaitu berupa kontainer plastik atau
kotak kayu yang dapat disusun beberapa tingkat untuk budidaya dalam partai
besar. Kemudian masukkan dedak atau bekatul dan ratakan pada bagian
dasarnya dengan tinggi / tebal lapisan sekitar 1/4 dari ketinggian wadah yang
digunakan. Dedak atau bekatul selain sebagai pakan sekaligus berfungsi untuk
mempertahankan kondisi kelembaban dan suhu udara sehingga ulat hongkong tidak
mudah mati. Selanjutnya, wadah / kontainer plastik disimpan pada tempat
yang gelap dan hangat
Setelah
tempat budidaya disiapkan kemudian masukkan bibit ulat hongkong. Ulat
hongkong yang dijadikan sebagai bibit sebaiknya dipilih yang dewasa,
dengan jumlah tergantung ukuran wadah atau kontainer plastik. Boleh juga
menggunakan ulat hongkong yang sudah berubah menjadi kumbang (berwarna hitam).
Pemeliharaan Ulat Hongkong
Ulat
hongkong adalah larva yang memakan apa saja. Namun demikian pakan yang
diberikan harus dipilih pakan yang tidak menyebabkan timbulnya jamur. Contohnya
yaitu sepotong roti, potongan kentang, sayur sayuran dan potongan buah-buahan
yang tidak banyak mengandung air (terutama apel).
Untuk
memaksimalkan hasil manfaatkan Bioteknologi Hayati BIOBOOST dengan disemprotkan
ke pakan, dengan dosis 2 tutup/ 1 liter air diamkan 10 menit lalu disemprotkan
ke pakan. Dengan tutjuan supaya ulat lebih sehat dan mempercepat pertumbuhan
juga pakan semakin irit.
Proses perkembang-biakan ulat
menjadi kumbang membutuhkan waktu lama, dan butuh kesabaran untuk diperoleh
hasil optimal. Karena itu, banyak juga yang memulai breeding dengan memasukkan ulat hongkong yang
telah berubah menjadi kumbang agar prosesnya lebih cepat. Pengonttrolan
dilakukan setiap hari, terutama untuk memeriksa ketersediaan pakan,
sekaligus membersihkan
sampah bekas makanan atau bekas kulit dari ulat hongkong.
Pada masa
pemeliharaan selama kurnag lebih 3 bulan, ulat-ulat akan berubah menjadi pupa
atau kepompong. Kepompong dapat dipelihara dalam wadah yang sama, atau bisa
juga dipindahkannya ke wadah / kontainer lain. Maksud pemindahan ini untuk
menghindari ulat hongkong yang belum berubah jadi kepompong, karena ulat
hongkong terkadang memakan teman-temannya yang sudah jadi kepompong,
terutama jika mereka kekurangan pakan.
Sebaiknya
jika tetap menggunakan wadah yang sama, pemberian pakan harus ditingkatkan
tetapi jika ingin memelihara kepompong dalam wadah / kontainer plastik yang
baru, media yang digunakan tetap sama, yaitu dedak / bekatul, dengan ketebalan
secukupnya (tipis saja). Kepompong dalam ke wadah / kontainer baru, tidak perlu
diberikan pakan, karena kepompong tidak membutuhkan makanan apapun.
Kepompong
akan menunjukkan perubahan dalam waktu 10 hari yaitu berubah bentuk fisiknya
menjadi serangga berwarna putih, yang sebenarnya merupakan calon kumbang. Dari
hari ke hari, warna putih ini akan berubah menjadi cokelat. Silakan dikontrol
terus sampai warna serangga menjadi hitam, dan itulah yang disebut kumbang (Tenebrio molitor). Jika sudah menjadi kumbang, dapat
diberikan pakan berupa potongan buah-buahan atau potongan roti.
Setelah
kumbang-kumbang menjadi dewasa ditandai dengan warnanya berubah menjdai
hitam maka pindahlah kumbang tersebut ke wadah lain yang sudah diisi dengan
media dedak / bekatul. Perbandingannya, takaran 4 gelas berisi kumbang
memerlukan dedak sebanyak 2 kg. Dalam wadah inilah, kumbang akan memulai proses
reproduksinya, seperti kawin dan bertelur.
Jika kumbang
sudah bertelur, tunggu sampai 10 hari, kemudian dilakukan pengayakan terhadap
telur-telurnya. Saat mengayak, yang ikut terayak adalah telur dan dedak, namun
kumbang tidak ikut terayak. Telur dan dedak dikembalikan ke wadah semula.
Adapun kumbang dipindah ke wadah lain, dengan media dedak dan perbandingan
yang sama seperti penjelasan sebelumnya (4 gelas kumbang membutuhkan 2 kg
dedak).
Dalam wadah
baru, kumbang akan bertelur kembali selama 10 hari. Silakan diayak kembali
telur dan dedaknya, sedangkan para kumbang dipindah ke wadah baru. Demikian
seterusnya, sampai kumbang sudah tidak bertelur lagi. Tanda kumbang sudah tak
bertelur lagi adalah mati dengan sendirinya.
Pemanenan Ulat Hongkong
Telur telur
yang telah dipisahkan akan menetas menjadi larva, yang tidak lain adalah ulat
hongkong. Sejak menetas dapat diberikan pakan seperti yang telah diuraikan
sebelumnya. Setelah masa pemeliharaan selama kurang lebih 50 hari ulat hongkong
siap dipanen, untuk dipasarkan, atau digunakan sendiri sebagai pakan burung
atau dikembangbiakan lagi. Cara pemanenanya cukup dengan diayak dengansaringan
halus untuk memisahkan ulat dan bekatulnya.
Pada
budidaya ulat hongkong ini sebenarnya tenaga yang dicurahkan relatif sedikit.
Hanya sekadar memberi pakan dan rajin memonitor perkembangannya. Hanya
saja waktunya cukup lama sehingga diperlukan kesabaran tersendiri.