BUDIDAYA TANAMAN ALFALFA
Alfalfa atau nama latinnya
Medicago Sativa L adalah tanaman hutan liar tertua di dunia. Tumbuh di
pegunungan mediterania di sebelah barat daya Asia. Alfalfa berasal dari Iran. Alfalfa
diperkenalkan ke Eropa dari Asia oleh bangsa Persia pada perkiraan tahun 490
sebelum masehi.
Alfalfa merupakan salah satu
kacang-kacangan alam tertua di dunia, Alfalfa diketahui dibudidayakan selama
lebih dari 2000 tahun. By history seluruh tanaman Alfalfa (daun, tangkai, akar
dan biji) dapat dimakan oleh manusia. Orang-orang Arab, beberapa abad yang
lalu, menggunakan Alfalfa sebagai pakan untuk kuda-kuda mereka dan mengklaimnya
dapat membuat hewan-hewan mereka cepat dan kuat. Ketika mereka mencoba ramuan
sendiri, mereka menjadi sangat yakin manfaat kepada kesehatan dan kekuatan yang
mereka namakan pabrik "Al-Fak-Facah", yang berarti "Bapak Semua
Makanan". Orang Spanyol kemudian merubah nama menjadi Alfalfa. Akar dari
tanaman Alfalfa dapat menyentuh ke dalam bumi untuk mencapai mineral yang tidak
dapat diakses oleh sebagian tanaman lainnya.
Kata Alfalfa berasal dari
bahasa arab terbagi dalam dua bagian kata yaitu “Al” yang berarti Allah dan
“falf” yang artinya ribuan kenikmatan dan manfaat atau orang Yunani menyebutnya
“bapak dari segala makanan”, ciptaan dan karunia. Penyebaran tanaman ini ke
berbagai belahan dunia diduga terjadi pada zaman perunggu. Penyebarannya
sendiri diperkirakan melewati daerah Asia Tengah.
Tanaman ini mengandung 60
nutrisi, sehingga disebut "bapak dari semua tumbuhan". Tanaman Alfalfa
juga mengandung 8 asam amino esensial bersama dengan karbohidrat, protein,
serat vitamin, dan sejumlah kecil lemak. Kandungan protein dalam Alfalfa adalah
18,9% dibandingkan 16,5% untuk daging sapi, 3,3% untuk susu dan 13,1% untuk
telur. Kandungan kalsium di Alfalfa juga sangat tinggi yaitu 14 kali lebih
dibandingkan bibit gandum. Alfalfa juga mengandung alkalin. Alkalinitas
membantu untuk menetralkan keasaman dalam tubuh. Daun Alfalfa memiliki
kandungan zat hijau daun (chlorophyll) yang empat kali lebih tinggi daripada
sayuran yang biasa di konsumsi. Chlorophyll merupakan molekul pembentuk pigmen
hijau pada tumbuhan, alga, dan bakteri. Molekul itu menangkap cahaya dan melepaskan elektron untuk
membentuk gula serta oksigen dalam proses fotosintesis.
Tanaman yang juga disebut di
dalam Al-Qur’an ini menjadi kekuatan industri pertanian yang luar biasa justru
di negeri seperti Amerika. Alfalfa menjadi sumber kekuatan ekonomi pertanian
ketiga di Amerika setelah jagung dan gandum. Maka tidak heran bila Amerika
menjelma sebagai produsen alfalfa terbesar di dunia dan Amerika juga menjadi
penghasil daging yang sangat besar, nomor dua setelah China.
Maksud nutritious plants dalam
Alquran (QS. 80 : 24-32 & QS 78 : 16) adalah tanaman alfalfa - sangat kaya
dengan gizi seperti yang diulas oleh ilmuwan Muslim Mesir Prof. DR. Zagloul Al
Najjar - Fellow of Islamic Academy of Science - yang menulis lebih dari 150 mukjizat
Al-Qur’an.
Manfaat Tumbuhan Alfalfa
Sejak abad ke-6, alfalfa
(Medicago sativa) telah digunakan oleh bangsa Cina untuk mengobati batu ginjal,
saluran pencernaan dan kembung. Awalnya, dunia pengobatan tradisional Cina
sering menggunakan daun Alfalfa untuk mengobati penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan. Kemudian berkembang untuk membantu membersihkan
racun dalam darah atau yang disebut detoksifikasi dan pengobatan peradangan
sendi. Sedangkan dalam pengobatan India (Ayurveda) untuk mengobati sakit
pencernaan. Alfalfa juga diyakini sangat membantu meringankan gejala radang
sendi.
Di Eropa, alfalfa dikenal
sebagai 'obat rakyat' yang sangat baik untuk memperlancar kencing.
Kepiawaiannya sebagai antibiotik tak hanya di dalam tubuh. Kandungan
chlorophyll dalam daun alfalfa digunakan sebagai desinfektan untuk mengobati
infeksi luka luar.
Dalam The American Journal of
Surgery 1940, Benjamin Cruskin M D merekomendasikan chlorophyll untuk mencegah
dan menyembuhkan beragam infeksi dan luka.
Homeopaths dan herbalis
menggunakan alfalfa untuk mengobati anemia, kelemahan dalam pemulihan, gangguan
feminin yang berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon dan keluhan menopause.
Keunggulan lain alfalfa adalah
memiliki kandungan vitamin dan mineral cukup lengkap. Vitamin yang terkandung
dalam alfalfa adalah: vitamin A, thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2),
niasin (vitamin B3), vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin K, dan asam
folat. Mineral unggulan, yakni kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan
seng.
Untuk membuat minuman alfalfa dari daun keringnya juga cukup
mudah. Caranya sama seperti menyeduh teh. Selain itu, alfalfa juga sering
digunakan dalam sup. Daun alfalfa yang sudah dikeringkan digunakan sebagai
suplemen dalam bentuk tablet, bubuk, dan teh.
Di negara-negara Amerika dan
Australia, daun alfalfa muda segar sering dicampurkan dalam salad. Di China
sudah digunakan sebagai obat herbal atau sebagai campuran sup.
Menurut penyelidikan yang
dimuat di "Journal of Nutrition" oleh para ahli sains (scientists) di
University of California at Davis, 1984) diketemukan bahwa ALFALFA extracts
bisa menggantikan INSULIN bagi penderita DIABETES
Konon kandungan gizi alfalfa
merupakan yang terlengkap di antara semua tumbuhan. Hampir semua zat gizi yang
bermanfaat bagi kesehatan terkandung di dalam tumbuhan yang termasuk keluarga
kacang-kacangan ini. Sebut saja mineral. Mineral unggulan berupa kalsium, besi,
magnesium, fosfor, tembaga, dan seng terkandung di dalamnya. Vitaminnya, mulai
dari vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, K, hingga asam folat juga ada. Tidak
heran, tumbuhan ini dikenal sebagai bapak dari segala tanaman.
Klorofil dari alfalfa umumnya
tersedia dalam bentuk ekstrak dan dijadikan suplemen. Sebagai obat, klorofil
digunakan dalam pencegahan ataupun pengobatan berbagai jenis penyakit seperti
kanker, radang, anemia, konstipasi, antibakteri, pembersih racun, penyeimbang
nutrisi, dan pemulihan pada orang sakit dan lain-lain.
Dari segi nutrisi alfalfa kaya
kalsium dan alfafa mencegah mengerasnya pembuluh darah. Jadi alfalfa mengandung
zat anti kolestrol serta canggih memerangi infeksi
Alfalfa disebutkan juga sebagai
tonik sedang yang baik untuk darah. Alfalfa mempunyai efek diuretik,
antipiretik dan hemostatik.
Alfalfa kaya akan sumber
nutrisi seperti vitamin dan mineral. Sering digunakan untuk memperbaiki
defisiensi nutrisi.
Dalam pengobatan tradisional
Cina, akar alfalfa adalah paling sering dibicarakan. Akar alfalfa selain
sebagai diuretik juga sering diberikan untuk kasus batu ginjal dan penyakit
kuning.
Prof. Dr. Made Astawan-ahli
Teknologi Pangan dan Gizi IPB dalam sebuah literatur, mengatakan bahwa alfalfa
mengandung komponen-komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti
saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula,
protein, mineral, dan serat dalam jumlah yang cukup banyak. Saponin yang
terkandung dalam akar alfalfa ini dapat menghambat peningkatan kolesterol pada
darah hewan uji. Juga menurut Made, Vitamin K yang terkandung dalam 100 g
alfalfa dapat memenuhi 38% dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Vitamin K
sangat penting untuk pembentukan protein, penggumpalan darah, dan sebagai zat
antihemolitik saat pendarahan. Menegaskan hal tersebut, “Kalau ada luka
tersayat, ditaburi saja dengan serbuk atau cairan (alfalfa) ini, dalam hitungan
detik (lukanya) langsung menutup,” ungkap Nugroho.
Khasiat tanaman dengan nama
latin Medicago sativa ini bagi kesehatan manusia memang telah diteliti oleh
banyak ahli kesehatan dunia. Menurut Dr. Ir. H. Nugroho W. Dipl. WRD, M.Eng.,
seorang pembudidaya alfalfa di kawasan Boyolali, Jateng, kandungan protein
alfalfa sangat tinggi, “Proteinnya, ini hasil analisa pangan ya, kalau
ditotalkan, hasilnya 32%. Menyamai kedelai. Kedelai ‘kan 45.”
Mendampingi kandungan zat gizi
lengkapnya, klorofil alfalfa juga amat penting. Kandungan klorofil alfalfa yang
mencapai empat kali klorofil tanaman lain, berdasarkan beberapa literatur.
Klorofil ini memberikan manfaat kesehatan di antaranya membantu mengeluarkan
racun tubuh, menyeimbangkan kadar asam- basa dalam tubuh, meningkatkan jumlah
sel darah merah, membuat kulit sehat dan awet muda, serta meningkatkan
kekebalan tubuh (AGRINA Edisi 75, 15 April 2008).
Alfalfa terbukti bermanfaat
sebagai antikanker (AGRINA Edisi 83, 5 Agustus 2008), berbagai penelitian yang
dilakukan beberapa ahli kesehatan pun membuktikan bahwa alfalfa berkhasiat
mengatasi berbagai macam penyakit. “Manfaatnya bagi kesehatan sebenarnya cukup
banyak, mengingat fungsinya dalam menangkal radikal bebas,” ujar Nugroho.
Dari banyak manfaat Alfalfa
yang diungkapkan, di antaranya mencegah radang sendi dan rematik, menurunkan
tekanan darah tinggi, menurunkan risiko serangan stroke dan menghambat
penurunan fungsi syaraf, mengatasi kelelahan, mengurangi bahaya merokok, serta
menghambat penuaan.
Alfalfa juga dipercaya dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti kanker dan kencing manis.Studi secara
ekstensif sudah banyak dilakukan terhadap alfalfa. Seluruh bagian tanaman ini
mengandung komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti: saponin,
sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein,
mineral, dan komponen gizi lainnya. Juga mengandung serat (dietary fiber) dalam
jumlah cukup banyak dan dapat berfungsi sebagai antikolesterol.
Alfalfa dikenal sebagai salah
satu tumbuhan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Kandungan kalsium, klorofil,
karoten, dan vitamin K yang cukup tinggi, menjadikan alfalfa sebagai salah satu
suplemen yang sering dikonsumsi manusia.
Daun alfalfa merupakan salah
satu sumber klorofil, empat kali lebih tinggi daripada sayuran biasa. Telah
banyak dilakukan kajian ilmiah tentang khasiat klorofil, di antaranya sebagai
pembersih dalam tubuh, pembentuk sel darah, pengatur keseimbangan asambasa
tubuh, peningkat daya tahan, serta pengganti sel yang rusak.
Sebetulnya hampir seluruh
tumbuhan hijau mengandung vitamin K. Namun, kandungan vitamin K dalam 100 gram
alfalfa cukup tinggi, yang dapat memenuhi 38 persen dari total kebutuhan tubuh
dalam sehari. Hal ini dapat menjadikan alfalfa sebagi salah satu sumber vitamin
K bagi tubuh. Vitamin K sangat penting untuk pembentukan protein dan
penggumpalan darah pada saat terjadi luka. Vitamin K juga dapat berfungsi
sebagai zat antihemolitik, khususnya saat terjadi perdarahan, seperti pada
orang-orang yang sedang melakukan terapi antibiotik dan bagi penderita diare
kronis.
Alfalfa mengandung lebih dari
seratus komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu komponen
paling dominan adalah saponin glukosida. Komponen saponin pada alfalfa mencapai
2-3 persen. Penelitian para ahli menunjukkan bahwa saponin dapat membantu
menurunkan kadar kolesterol darah.Saat ini alfalfa banyak tersedia dalam bentuk
suplemen. Di Amerika dan Australia, bagian daun yang masih muda biasa
dikonsumsi sebagai salah satu bahan salad. Di Cina, alfalfa biasanya direbus
dan digunakan sebagai obat herbal. Selain itu, alfalfa juga sering dibuat jus.
Selain daun, biji tanaman ini
juga dapat dikonsumsi, tetapi tidak dianjurkan bagi penderita lupus (systemic
lupus erythematosus) karena mengandung asam amino L-canavanine yang diduga
dapat mengakibatkan lupus-like syndrome.
Alfalfa juga di ketahui
mempunyai efek pengobatan yang kaya dengan vitamin. Alfalfa adalah sumber yang
baik dari vitamin A, C, D, E, K and beberapa jenis vitamin B. Sebagai tambahan,
alfalfa juga kaya akan protein dan mineral.
Tumbuhan asli timur tengah ini
menyimpan berjuta manfaat kesehatan. Nikmati kesegarannya secara rutin, tubuh
sehat imbalannya.
Cara Budidaya Tanaman Alfalfa
Budidaya tanaman alfalfa
mungkin menjadi pilihan tepat, karena memiliki nutrisi yang sangat tinggi.
Sangat bagus untuk kesehatan Manusia dan peternakan. Alfalfa mudah tumbuh dan
beradaptasi cukup baik di hampir setiap lahan pertanian atau kebun. Tumbuhan
ini sangat toleransi kondisi pertumbuhan di segala jenis tanah, selain bergizi
tinggi tanaman alfalfa tahan terhadap kekeringan, ini karena ia tidak suka atau
kurang maksimal produksinya di lahan basah.
Tanaman Alfalfa Sumber Klorofil
Membudidayakan tumbuhan alfalfa
selain menyehatkan Manusia dan peternakan, juga menyehatkan kondisi lahan
pertanian itu sendiri. Cara budidaya alfalfa juga tergolong mudah, hal utama
yang harus diperhatikan adalah dengan memilih area atau lahan yang memperoleh
banyak sinar matahari penuh. Lahan yang cocok untuk budidaya alfalfa memiliki
drainase baik dengan tingkat pH tanah antara 6,8 hingga 7,5.
Langkah-Langkah Budidaya
Alfalfa
Sebelum melakukan penanaman
alfalfa, sebaiknya anda menentukan terlebih dahulu bibit yang akan di tanam,
membersihkan lahan dari semak belukar di sertai juga olah tanah dengan sistem
organik. Untuk memperoleh benih alfalfa murni sebaiknya dari varietas yang
sudah banyak di budidayakan di indonesia.
Setelah olah tanah yang
sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan atau di akhir musim kemarau, cara
menanam alfalfa bisa dilakukan dengan menebar benih saat musim hujan mulai
datang. pertumbuhan akar alfalfa sangat cepat, tidak memerlukan kedalaman
tanam, hanya taburi benih secara merata ke tanah dan ditaburi dengan pupuk
kompos atau bokashi. Benih alfalfa berat 1 gram cukup untuk keluasan area 0,75
m2. Kocorkan Pupuk Hayati BIOBOOST dengan dosis 3 liter/hektar lahan.
Perawatan Alfalfa
Perawatan tanaman alfalfa bisa
dimulai sejak kecambah mulai tumbuh dalam waktu tujuh hingga 10 hari, sebaiknya
lakukan perendaman benih semalam dengan Pupuk Hayati BIOBOOST dengan dosis 1
liter air + 2 tutup Bioboost. Kemudian kering anginkan dan tebar benih di
lahan. Lakukan penyemprotan menggunakan Pupuk
Hayati BIOBOOST setiap 20 hari sekali. Penjarangan tumbuhan alfalfa juga perlu
untuk mengurangi kepadatan tanaman saat ketinggian 10 cm, sesuaikan dengan
kebutuhan anda.
Penyiangan gulma serta
pengendalian hama jika diperlukan, hanya menggunakan pestisida organik. Ini
karena alfalfa biasanya di olah atau di ekstrak untuk minuman kesehatan. tentu
budidaya alfalfa secara organik sangat penting untuk menjaga hasil produksi.
Pemanenan Tanaman Alfalfa
Tanaman Alfalfa di panen
sebelum berbunga. Ini karena nilai gizi alfalfa paling optimal adalah sebelum
fase berbunga, kadar kecernaan juga sangat tinggi disaat tanaman belum keluar
bunga. Namun, jika anda memproduksi benih alfalfa sendiri dapat menyisakan
sebagian untuk tidak dipanen sebelum berbuah.
Untuk peternakan tanaman
alfalfa dapat di berikan dalam bentuk segar / hijauan makan ternak atau dapat
dikeringkan layaknya jerami padi (atau sering disebut alfalfa hay), jika ada
membudidayakan sekala luas sebagai pakan ternak. Pemotongan sebaiknya
menyisakan batang bawah 10 cm, alfalfa dapat tumbuh kembali jika mendapat
perlakuan baik, dengan pemberian pupuk kandang yang telah di fermentasi (Bokashi) setelah dipotong.
Nah, apakah anda tertarik untuk budidaya alfalfa..?
Demikian artikel tentang Manfaat dan Budidaya Alfalfa Kaya
Kandungan Gizi untuk Manusia juga untuk pakan ternak.
Semoga
Bermanfaat.
Alfalfa atau nama latinnya
Medicago Sativa L adalah tanaman hutan liar tertua di dunia. Tumbuh di
pegunungan mediterania di sebelah barat daya Asia. Alfalfa berasal dari Iran. Alfalfa
diperkenalkan ke Eropa dari Asia oleh bangsa Persia pada perkiraan tahun 490
sebelum masehi.
Alfalfa merupakan salah satu
kacang-kacangan alam tertua di dunia, Alfalfa diketahui dibudidayakan selama
lebih dari 2000 tahun. By history seluruh tanaman Alfalfa (daun, tangkai, akar
dan biji) dapat dimakan oleh manusia. Orang-orang Arab, beberapa abad yang
lalu, menggunakan Alfalfa sebagai pakan untuk kuda-kuda mereka dan mengklaimnya
dapat membuat hewan-hewan mereka cepat dan kuat. Ketika mereka mencoba ramuan
sendiri, mereka menjadi sangat yakin manfaat kepada kesehatan dan kekuatan yang
mereka namakan pabrik "Al-Fak-Facah", yang berarti "Bapak Semua
Makanan". Orang Spanyol kemudian merubah nama menjadi Alfalfa. Akar dari
tanaman Alfalfa dapat menyentuh ke dalam bumi untuk mencapai mineral yang tidak
dapat diakses oleh sebagian tanaman lainnya.
Kata Alfalfa berasal dari
bahasa arab terbagi dalam dua bagian kata yaitu “Al” yang berarti Allah dan
“falf” yang artinya ribuan kenikmatan dan manfaat atau orang Yunani menyebutnya
“bapak dari segala makanan”, ciptaan dan karunia. Penyebaran tanaman ini ke
berbagai belahan dunia diduga terjadi pada zaman perunggu. Penyebarannya
sendiri diperkirakan melewati daerah Asia Tengah.
Tanaman ini mengandung 60
nutrisi, sehingga disebut "bapak dari semua tumbuhan". Tanaman Alfalfa
juga mengandung 8 asam amino esensial bersama dengan karbohidrat, protein,
serat vitamin, dan sejumlah kecil lemak. Kandungan protein dalam Alfalfa adalah
18,9% dibandingkan 16,5% untuk daging sapi, 3,3% untuk susu dan 13,1% untuk
telur. Kandungan kalsium di Alfalfa juga sangat tinggi yaitu 14 kali lebih
dibandingkan bibit gandum. Alfalfa juga mengandung alkalin. Alkalinitas
membantu untuk menetralkan keasaman dalam tubuh. Daun Alfalfa memiliki
kandungan zat hijau daun (chlorophyll) yang empat kali lebih tinggi daripada
sayuran yang biasa di konsumsi. Chlorophyll merupakan molekul pembentuk pigmen
hijau pada tumbuhan, alga, dan bakteri. Molekul itu menangkap cahaya dan melepaskan elektron untuk
membentuk gula serta oksigen dalam proses fotosintesis.
Tanaman yang juga disebut di
dalam Al-Qur’an ini menjadi kekuatan industri pertanian yang luar biasa justru
di negeri seperti Amerika. Alfalfa menjadi sumber kekuatan ekonomi pertanian
ketiga di Amerika setelah jagung dan gandum. Maka tidak heran bila Amerika
menjelma sebagai produsen alfalfa terbesar di dunia dan Amerika juga menjadi
penghasil daging yang sangat besar, nomor dua setelah China.
Maksud nutritious plants dalam
Alquran (QS. 80 : 24-32 & QS 78 : 16) adalah tanaman alfalfa - sangat kaya
dengan gizi seperti yang diulas oleh ilmuwan Muslim Mesir Prof. DR. Zagloul Al
Najjar - Fellow of Islamic Academy of Science - yang menulis lebih dari 150 mukjizat
Al-Qur’an.
Manfaat Tumbuhan Alfalfa
Sejak abad ke-6, alfalfa
(Medicago sativa) telah digunakan oleh bangsa Cina untuk mengobati batu ginjal,
saluran pencernaan dan kembung. Awalnya, dunia pengobatan tradisional Cina
sering menggunakan daun Alfalfa untuk mengobati penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan. Kemudian berkembang untuk membantu membersihkan
racun dalam darah atau yang disebut detoksifikasi dan pengobatan peradangan
sendi. Sedangkan dalam pengobatan India (Ayurveda) untuk mengobati sakit
pencernaan. Alfalfa juga diyakini sangat membantu meringankan gejala radang
sendi.
Di Eropa, alfalfa dikenal
sebagai 'obat rakyat' yang sangat baik untuk memperlancar kencing.
Kepiawaiannya sebagai antibiotik tak hanya di dalam tubuh. Kandungan
chlorophyll dalam daun alfalfa digunakan sebagai desinfektan untuk mengobati
infeksi luka luar.
Dalam The American Journal of
Surgery 1940, Benjamin Cruskin M D merekomendasikan chlorophyll untuk mencegah
dan menyembuhkan beragam infeksi dan luka.
Homeopaths dan herbalis
menggunakan alfalfa untuk mengobati anemia, kelemahan dalam pemulihan, gangguan
feminin yang berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon dan keluhan menopause.
Keunggulan lain alfalfa adalah
memiliki kandungan vitamin dan mineral cukup lengkap. Vitamin yang terkandung
dalam alfalfa adalah: vitamin A, thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2),
niasin (vitamin B3), vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin K, dan asam
folat. Mineral unggulan, yakni kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan
seng.
Untuk membuat minuman alfalfa dari daun keringnya juga cukup
mudah. Caranya sama seperti menyeduh teh. Selain itu, alfalfa juga sering
digunakan dalam sup. Daun alfalfa yang sudah dikeringkan digunakan sebagai
suplemen dalam bentuk tablet, bubuk, dan teh.
Di negara-negara Amerika dan
Australia, daun alfalfa muda segar sering dicampurkan dalam salad. Di China
sudah digunakan sebagai obat herbal atau sebagai campuran sup.
Menurut penyelidikan yang
dimuat di "Journal of Nutrition" oleh para ahli sains (scientists) di
University of California at Davis, 1984) diketemukan bahwa ALFALFA extracts
bisa menggantikan INSULIN bagi penderita DIABETES
Konon kandungan gizi alfalfa
merupakan yang terlengkap di antara semua tumbuhan. Hampir semua zat gizi yang
bermanfaat bagi kesehatan terkandung di dalam tumbuhan yang termasuk keluarga
kacang-kacangan ini. Sebut saja mineral. Mineral unggulan berupa kalsium, besi,
magnesium, fosfor, tembaga, dan seng terkandung di dalamnya. Vitaminnya, mulai
dari vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, K, hingga asam folat juga ada. Tidak
heran, tumbuhan ini dikenal sebagai bapak dari segala tanaman.
Klorofil dari alfalfa umumnya
tersedia dalam bentuk ekstrak dan dijadikan suplemen. Sebagai obat, klorofil
digunakan dalam pencegahan ataupun pengobatan berbagai jenis penyakit seperti
kanker, radang, anemia, konstipasi, antibakteri, pembersih racun, penyeimbang
nutrisi, dan pemulihan pada orang sakit dan lain-lain.
Dari segi nutrisi alfalfa kaya
kalsium dan alfafa mencegah mengerasnya pembuluh darah. Jadi alfalfa mengandung
zat anti kolestrol serta canggih memerangi infeksi
Alfalfa disebutkan juga sebagai
tonik sedang yang baik untuk darah. Alfalfa mempunyai efek diuretik,
antipiretik dan hemostatik.
Alfalfa kaya akan sumber
nutrisi seperti vitamin dan mineral. Sering digunakan untuk memperbaiki
defisiensi nutrisi.
Dalam pengobatan tradisional
Cina, akar alfalfa adalah paling sering dibicarakan. Akar alfalfa selain
sebagai diuretik juga sering diberikan untuk kasus batu ginjal dan penyakit
kuning.
Prof. Dr. Made Astawan-ahli
Teknologi Pangan dan Gizi IPB dalam sebuah literatur, mengatakan bahwa alfalfa
mengandung komponen-komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti
saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula,
protein, mineral, dan serat dalam jumlah yang cukup banyak. Saponin yang
terkandung dalam akar alfalfa ini dapat menghambat peningkatan kolesterol pada
darah hewan uji. Juga menurut Made, Vitamin K yang terkandung dalam 100 g
alfalfa dapat memenuhi 38% dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Vitamin K
sangat penting untuk pembentukan protein, penggumpalan darah, dan sebagai zat
antihemolitik saat pendarahan. Menegaskan hal tersebut, “Kalau ada luka
tersayat, ditaburi saja dengan serbuk atau cairan (alfalfa) ini, dalam hitungan
detik (lukanya) langsung menutup,” ungkap Nugroho.
Khasiat tanaman dengan nama
latin Medicago sativa ini bagi kesehatan manusia memang telah diteliti oleh
banyak ahli kesehatan dunia. Menurut Dr. Ir. H. Nugroho W. Dipl. WRD, M.Eng.,
seorang pembudidaya alfalfa di kawasan Boyolali, Jateng, kandungan protein
alfalfa sangat tinggi, “Proteinnya, ini hasil analisa pangan ya, kalau
ditotalkan, hasilnya 32%. Menyamai kedelai. Kedelai ‘kan 45.”
Mendampingi kandungan zat gizi
lengkapnya, klorofil alfalfa juga amat penting. Kandungan klorofil alfalfa yang
mencapai empat kali klorofil tanaman lain, berdasarkan beberapa literatur.
Klorofil ini memberikan manfaat kesehatan di antaranya membantu mengeluarkan
racun tubuh, menyeimbangkan kadar asam- basa dalam tubuh, meningkatkan jumlah
sel darah merah, membuat kulit sehat dan awet muda, serta meningkatkan
kekebalan tubuh (AGRINA Edisi 75, 15 April 2008).
Alfalfa terbukti bermanfaat
sebagai antikanker (AGRINA Edisi 83, 5 Agustus 2008), berbagai penelitian yang
dilakukan beberapa ahli kesehatan pun membuktikan bahwa alfalfa berkhasiat
mengatasi berbagai macam penyakit. “Manfaatnya bagi kesehatan sebenarnya cukup
banyak, mengingat fungsinya dalam menangkal radikal bebas,” ujar Nugroho.
Dari banyak manfaat Alfalfa
yang diungkapkan, di antaranya mencegah radang sendi dan rematik, menurunkan
tekanan darah tinggi, menurunkan risiko serangan stroke dan menghambat
penurunan fungsi syaraf, mengatasi kelelahan, mengurangi bahaya merokok, serta
menghambat penuaan.
Alfalfa juga dipercaya dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti kanker dan kencing manis.Studi secara
ekstensif sudah banyak dilakukan terhadap alfalfa. Seluruh bagian tanaman ini
mengandung komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti: saponin,
sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein,
mineral, dan komponen gizi lainnya. Juga mengandung serat (dietary fiber) dalam
jumlah cukup banyak dan dapat berfungsi sebagai antikolesterol.
Alfalfa dikenal sebagai salah
satu tumbuhan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Kandungan kalsium, klorofil,
karoten, dan vitamin K yang cukup tinggi, menjadikan alfalfa sebagai salah satu
suplemen yang sering dikonsumsi manusia.
Daun alfalfa merupakan salah
satu sumber klorofil, empat kali lebih tinggi daripada sayuran biasa. Telah
banyak dilakukan kajian ilmiah tentang khasiat klorofil, di antaranya sebagai
pembersih dalam tubuh, pembentuk sel darah, pengatur keseimbangan asambasa
tubuh, peningkat daya tahan, serta pengganti sel yang rusak.
Sebetulnya hampir seluruh
tumbuhan hijau mengandung vitamin K. Namun, kandungan vitamin K dalam 100 gram
alfalfa cukup tinggi, yang dapat memenuhi 38 persen dari total kebutuhan tubuh
dalam sehari. Hal ini dapat menjadikan alfalfa sebagi salah satu sumber vitamin
K bagi tubuh. Vitamin K sangat penting untuk pembentukan protein dan
penggumpalan darah pada saat terjadi luka. Vitamin K juga dapat berfungsi
sebagai zat antihemolitik, khususnya saat terjadi perdarahan, seperti pada
orang-orang yang sedang melakukan terapi antibiotik dan bagi penderita diare
kronis.
Alfalfa mengandung lebih dari
seratus komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu komponen
paling dominan adalah saponin glukosida. Komponen saponin pada alfalfa mencapai
2-3 persen. Penelitian para ahli menunjukkan bahwa saponin dapat membantu
menurunkan kadar kolesterol darah.Saat ini alfalfa banyak tersedia dalam bentuk
suplemen. Di Amerika dan Australia, bagian daun yang masih muda biasa
dikonsumsi sebagai salah satu bahan salad. Di Cina, alfalfa biasanya direbus
dan digunakan sebagai obat herbal. Selain itu, alfalfa juga sering dibuat jus.
Selain daun, biji tanaman ini
juga dapat dikonsumsi, tetapi tidak dianjurkan bagi penderita lupus (systemic
lupus erythematosus) karena mengandung asam amino L-canavanine yang diduga
dapat mengakibatkan lupus-like syndrome.
Alfalfa juga di ketahui
mempunyai efek pengobatan yang kaya dengan vitamin. Alfalfa adalah sumber yang
baik dari vitamin A, C, D, E, K and beberapa jenis vitamin B. Sebagai tambahan,
alfalfa juga kaya akan protein dan mineral.
Tumbuhan asli timur tengah ini
menyimpan berjuta manfaat kesehatan. Nikmati kesegarannya secara rutin, tubuh
sehat imbalannya.
Cara Budidaya Tanaman Alfalfa
Budidaya tanaman alfalfa
mungkin menjadi pilihan tepat, karena memiliki nutrisi yang sangat tinggi.
Sangat bagus untuk kesehatan Manusia dan peternakan. Alfalfa mudah tumbuh dan
beradaptasi cukup baik di hampir setiap lahan pertanian atau kebun. Tumbuhan
ini sangat toleransi kondisi pertumbuhan di segala jenis tanah, selain bergizi
tinggi tanaman alfalfa tahan terhadap kekeringan, ini karena ia tidak suka atau
kurang maksimal produksinya di lahan basah.
Tanaman Alfalfa Sumber Klorofil
Membudidayakan tumbuhan alfalfa
selain menyehatkan Manusia dan peternakan, juga menyehatkan kondisi lahan
pertanian itu sendiri. Cara budidaya alfalfa juga tergolong mudah, hal utama
yang harus diperhatikan adalah dengan memilih area atau lahan yang memperoleh
banyak sinar matahari penuh. Lahan yang cocok untuk budidaya alfalfa memiliki
drainase baik dengan tingkat pH tanah antara 6,8 hingga 7,5.
Langkah-Langkah Budidaya
Alfalfa
Sebelum melakukan penanaman
alfalfa, sebaiknya anda menentukan terlebih dahulu bibit yang akan di tanam,
membersihkan lahan dari semak belukar di sertai juga olah tanah dengan sistem
organik. Untuk memperoleh benih alfalfa murni sebaiknya dari varietas yang
sudah banyak di budidayakan di indonesia.
Setelah olah tanah yang
sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan atau di akhir musim kemarau, cara
menanam alfalfa bisa dilakukan dengan menebar benih saat musim hujan mulai
datang. pertumbuhan akar alfalfa sangat cepat, tidak memerlukan kedalaman
tanam, hanya taburi benih secara merata ke tanah dan ditaburi dengan pupuk
kompos atau bokashi. Benih alfalfa berat 1 gram cukup untuk keluasan area 0,75
m2. Kocorkan Pupuk Hayati BIOBOOST dengan dosis 3 liter/hektar lahan.
Perawatan Alfalfa
Perawatan tanaman alfalfa bisa
dimulai sejak kecambah mulai tumbuh dalam waktu tujuh hingga 10 hari, sebaiknya
lakukan perendaman benih semalam dengan Pupuk Hayati BIOBOOST dengan dosis 1
liter air + 2 tutup Bioboost. Kemudian kering anginkan dan tebar benih di
lahan. Lakukan penyemprotan menggunakan Pupuk
Hayati BIOBOOST setiap 20 hari sekali. Penjarangan tumbuhan alfalfa juga perlu
untuk mengurangi kepadatan tanaman saat ketinggian 10 cm, sesuaikan dengan
kebutuhan anda.
Penyiangan gulma serta
pengendalian hama jika diperlukan, hanya menggunakan pestisida organik. Ini
karena alfalfa biasanya di olah atau di ekstrak untuk minuman kesehatan. tentu
budidaya alfalfa secara organik sangat penting untuk menjaga hasil produksi.
Pemanenan Tanaman Alfalfa
Tanaman Alfalfa di panen
sebelum berbunga. Ini karena nilai gizi alfalfa paling optimal adalah sebelum
fase berbunga, kadar kecernaan juga sangat tinggi disaat tanaman belum keluar
bunga. Namun, jika anda memproduksi benih alfalfa sendiri dapat menyisakan
sebagian untuk tidak dipanen sebelum berbuah.
Untuk peternakan tanaman
alfalfa dapat di berikan dalam bentuk segar / hijauan makan ternak atau dapat
dikeringkan layaknya jerami padi (atau sering disebut alfalfa hay), jika ada
membudidayakan sekala luas sebagai pakan ternak. Pemotongan sebaiknya
menyisakan batang bawah 10 cm, alfalfa dapat tumbuh kembali jika mendapat
perlakuan baik, dengan pemberian pupuk kandang yang telah di fermentasi (Bokashi) setelah dipotong.
Nah, apakah anda tertarik untuk budidaya alfalfa..?
Demikian artikel tentang Manfaat dan Budidaya Alfalfa Kaya
Kandungan Gizi untuk Manusia juga untuk pakan ternak.
Semoga
Bermanfaat.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQgnBV7n6dBB8DXzkgU8zzgd74QKYAseXvKoVZhChzeI0mL9SArT_1hOrMLs6vWtb7DRArQ6WwY3ydniIZxt_TRvLkOS0Fa4fnXKK61IOueADOhJDxLrZ91moFHfMkWOLpuGYFa1h6qec/s72-c/Alfalfa_Extract.jpg