Welcome to our online store K-LINK

K-LINK Bioboost merupakan Bioteknologi Hayati yang mengandung Mikroorganisme Cerdas dan Unggul Hasil Proses Isolasi Murni bermanfaat Meningkatkan Hasil PERTANIAN, PETERNAKAN, PERIKANAN juga PENGOLAHAN LIMBAH
Latest Products
Harga : 117.000

Buah naga dikelompokan kedalam keluarga tanaman kaktus. Meskipun dikenal sebagai buah dari Asia, tanaman ini aslinya berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Pada tahun 1870, bangsa Perancis membawa buah naga dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Karena rasanya manis, buah naga kemudian dikonsumsi secara meluas di Vietnam dan Cina.
Di Indonesia, buah naga mulai populer sejak tahun 2000. Tidak jelas benar siapa yang pertama kali mengembangkannya. Diperkirakan buah naga yang masuk ke negeri kita berasal dari Thailand dan dibudidayakan oleh para pehobi tanaman secara sporadis.
Saat ini terdapat beberapa spesies tanaman buah naga yang banyak dibudidayakan. Jenis-jenisnya buah populer yaitu:

  • Hylocereus undatus kulitnya merah dengan daging buah putih
  • Hylocereus polyrhisus kulit merah dengan daging buah merah
  • Hylocereus costaricensis kulit merah dengan daging buah merah pekat agak keunguan
  • Hylocereus megelanthus kulitnya berwarna kuning dengan daging buah putih.

Budidaya buah naga sangat cocok dengan kondisi iklim dan alam Indonesia. Tanaman ini tumbuh optimal pada ketinggian 0-350 meter dpl dengan curah hujan sekitar 720 mm per tahun. Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buah naga berkisar 26-36 derajat celcius.

Memilih bibit buah naga
Tanaman buah naga bisa diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Cara generatif yaitu memperbanyak tanaman dari biji. Benih diambil dengan cara mengeluarkan biji dari buah naga terpilih. Cara ini sedikit sulit dan biasanya dilakukan oleh para penangkar berpengalaman.
Cara vegetatif relatif lebih banyak dipakai karena lebih mudah. Budidaya buah naga dengan cara vegetatif lebih cepat menghasilkan buah. Selain itu, sifat-sifat tanaman induk bisa dipastikan menurun pada anaknya. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan buah naga:
  • Penyetekkan dilakukan terhadap batang atau cabang tanaman yang pernah berbuah, setidaknya 3-4 kali. Hal ini berguna agar hasil setek bisa berproduksi lebih cepat dan produktivitasnya sudah ketahuan dari hasil buah terdahulu.
  • Pilih batang yang berdiameter setidaknya 8 cm, keras, tua, berwarna hijau kelabu dan sehat. Semakin besar diameter batang akan semakin baik, karena batang tersebut akan jadi batang utama tanaman.
  • Pemotongan dilakukan terhadap batang yang panjangnya sekitar 80-120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20%, bagian yang 80% akan dijadikan calon bibit.
  • Potong-potong batang calon bibit dengan panjang sekitar 20-30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan pangkal bawah yang akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar.
  • Potongan setek harus memiliki setidaknya 4 mata tunas. Panjang setek bisa lebih pendek namun konsekuensinya akan berpengaruh pada kecepatan berbuah.
  • Biarkan batang setek yang telah dipotong-potong tersebut hingga getahnya mengering. Apabila langsung ditanam getah yang masih basah bisa menyebabkan busuk batang. Untuk menghindari resiko serangan jamur batang setek bisa di celupkan pada larutan fungisida.
  • Siapkan bedengan atau polybag untuk menanam setek-setek tersebut. Untuk campuran tanah atau media tanamnya silahkan lihat cara membuat media persemaian.
  • Siram bedengan atau polybag dengan air yang telah dicampur dengan 5 tutup Pupuk Hayati BIOBOOST dengan 10 liter air yang telah diisi dengan media tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari setek kedalam media tanam sedalam 5 cm.
  • Ulangi setiap 1 minggu sekali pemberian BIOBOOST.
  • Berikan naungan atau sungkup untuk melindungi setek tersebut. Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 hari sekali.
  • Setelah 3 minggu, tunas pertama mulai tumbuh dan naungan atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan cahaya matahari penuh.
  • Pemeliharaan bibit biasanya berlangsung hingga 3 bulan. Pada umur ini tinggi bibit berkisar 50-80 cm.

Persiapan budidaya buah naga
Kebutuhan bibit untuk budidaya buah naga seluas satu hektar sekitar 6000-1000 bibit. Jumlah bibit yang diperlukan tergantung pada metode tanam dan pengaturan jarak tanam. Dengan sistem tiang panjat tunggal dibutuhkan sebanyak 1600 batang dengan kebutuhan bibit tanaman sebanyak 6400 bibit per hektar.

a. Pembuatan tiang panjat
     Dalam budidaya buah naga tiang panjat sangat diperlukan untuk menopang tumbuhnya tanaman. Tiang panjat biasanya dibuat permanen dari beton. Bentuk tiangnya bisap pilar segi empat atau silinder dengan diameter sekitar 10-15 cm.
Tinggi tiang panjat untuk budidaya buah naga biasanya 2-2,5 meter. Tiang tersebut ditanam sedalam 50 cm agar kuat berdiri. Di ujung bagian atas diberikan penopang berupa batang kayu atau besi membentuk ‘+’. Kemudian tambahkan besi berbentuk lingkaran atau bisa juga ban motor bekas. Sehingga bagian ujung atasnya berbentuk seperti stir mobil.
Buatlah tiang panjat tersebut secara berbaris, jarak tiang dalam satu baris 2,5 meter sedangkan jarak antar baris 3 meter. Jarak ini juga sekaligus menjadi jarak tanam. Di antara barisan buat saluran drainase sedalam 25 cm.

b. Pengolahan tanah
     Setelah tiang panjat disiapkan, buatlah lubang tanam dengan ukuran 60×60 cm dengan kedalaman 25 cm. Posisi tiang panjat persis terletak ditengah-tengah lubang tanam tersebut.
Campurkan 10 kg pasir dengan tanah galian untuk menambah porositas tanah. Tambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang sebanyak 10-20 kg. Tambahkan juga dolomit atau kapur pertanian sebanyak  300 gram, karena buah naga memerlukan banyak kalsium. Aduk bahan-bahan tersebut hingga merata.
Timbun kembali lubang tanam dengan campuran media di atas. Kemudian siram dengan air yang sudah dicampur dengan BIOBOOST hingga basah tapi jangan sampai tergenang. Biarkan lubang tanam yang telah ditimbun kembali tersinari matahari dan mengering.
Setelah 3-5 hari, berikan pupuk TSP sebanyak 25 gram. Pemberian pupuk melingkari tiang panjat dengan jarak sekitar 10 cm dari tiang. Biarkan selama kurang lebih 1 hari. Kini lubang tanam siap untuk ditanami.

Penanaman bibit buah naga
Untuk satu tiang panjat dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga. Bibit ditanam mengitari tiang panjat, jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman sekitar 10 cm. Bibit dipindahkan dari bedeng penyemaian atau polybag. Gali tanah sedalam 10-15 cm, atau disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit diletakkan pada galian tersebut dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.
Setelah ke-4 bibit ditanam, ikat batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel pada tiang panjat. Lakukan pengikatan setiap tanaman tumbuh menjulur sepanjang 20-30 cm. Pengikatan jangan terlalu kencang untuk memberi ruang gerak pertumbuhan tanaman dan agar tidak melukai batang.

Pemupukan dan perawatan
a. Pemupukan
     Pada masa awal pertumbuhan pupuk yang dibutuhkan harus mengandung banyak unsur nitrogen (N). Pada fase berbunga atau berbuah gunakan pupuk yang banyak mengandung fosfor (P) dan kalium (K). Pemakaian urea tidak dianjurkan untuk memupuk buah naga, karena sering mengakibatkan busuk batang.
Pemupukan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 5-10 kg per lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah berikan pupuk tambahan NPK dan ZK masing-masing 50 dan 20 gram per lubang tanam. Pada tahun berikutnya perbanyak dosis pemberian pupuk sesuai dengan ukuran tanaman. Pupuk Hayati BIOBOOST diberikan setiap 30 hari sekali dengan dosis 3 botol / hektar untuk memaksimalkan hasil.

b. Penyiraman
     Penyiraman bisa dilakukan dengan mengalirkan air pada parit-parit drainase. Selain itu juga bisa menggunakan gembor atau irigasi tetes. Sistem irigasi tetes lebih hemat air dan tenaga kerja namun perlu investasi yang cukup besar.
Penyiraman dengan parit drainase dilakukan dengan merendam parit selama kurang lebih 2 jam. Bila penyiraman dilakukan dengan gembor, setiap lubang tanam disiram dengan air sebanyak 4-5 liter. Frekuensi penyiraman 3 kali sehari di musim kering, atau sesuai dengan kondisi tanah.
Penyiraman bisa dikurangi atau dihentikan ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pengurangan atau penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan pertumbuhan tunas baru sehingga pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman tetap dilakukan apabila tanah terlihat kering dan tanaman layu karena kurang air.

c. Pemangkasan
     Terdapat setidaknya tiga tipe pemangkasan dalam budidaya buah naga, yakni pemangkasan untuk membentuk batang pokok, pemangkasan membentuk cabang produksi dan pemangkasan peremajaan.
Pemangkasan untuk membentuk batang pokok dilakukan pada batang bibit tanaman. Tanaman yang baik memiliki batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk mendapatkan itu pilih tunas yang tumbuh di bagian paling atas batang awal. Tunas yang tumbuh dibawahnya sebaiknya dipotong saja.
Pemangkasan untuk membentuk cabang produksi dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang pokok. Pilihlah 3-4 tunas untuk ditumbuhkan. Nantinya tunas ini akan menjadi batang produksi dan tumbuh menjuntai ke bawah. Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya yang ada di bagian atas, sekitar 30 cm dari ujung atas.
Pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap cabang produksi yang kurang produktif. Biasanya sudah berbuah 3-4 kali. Hasil pangkasan peremajaan ini bisa dijadikan sumber bibit tanaman.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan adalah bentuk tanaman. Biasanya tanaman buah naga tumbuh tidak teratur. Upayakan agar tunas-tunas yang dipilih bisa membentuk tanaman dengan baik. Sehingga percabangan tidak terlalu rimbun dan batang yang ada dibawah tajuk bisa terkena sinar matahari dengan maksimal.

Pemanenan
Tanaman buah naga berumur panjang. Siklus produktifnya bisa mencapai 15-20 tahun. Budidaya buah naga mulai berbuah untuk pertama kali pada bulan ke 10 hingga 12 terhitung setelah tanam. Namun apabila ukuran bibit tanamannya lebih kecil, panen pertamanya bisa mencapai 1,5-2 tahun terhitung setelah tanam. Produktivitas pada panen pertama biasanya tidak langsung optimal.
Satu tanaman biasanya menghasilkan 1 kg buah. Dalam satu tiang panjat terdapat 4 tanaman. Berarti  dengan jumlah tonggal 1600 dalam satu hektar akan dihasilkan sekitar 6-7 ton buah naga sekali musim panen. Usaha budidaya buah naga yang sukses bisa menghasilkan lebih dari 50 ton buah per hektar per tahun.
Ciri-ciri buah yang siap panen adalah kulitnya sudah mulai berwarna merah mengkilap. Jumbai buah berwarna kemerahan, warna hijaunya sudah mulai berkurang. Mahkota buah mengecil dan pangkal buah menguncup atau berkeriput. Ukuran buah membulat dengan berat sekitar 400-600 gram.
Semoga Bermanfaat
Harga : 117.000

Buah naga dikelompokan kedalam keluarga tanaman kaktus. Meskipun dikenal sebagai buah dari Asia, tanaman ini aslinya berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Pada tahun 1870, bangsa Perancis membawa buah naga dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Karena rasanya manis, buah naga kemudian dikonsumsi secara meluas di Vietnam dan Cina.
Di Indonesia, buah naga mulai populer sejak tahun 2000. Tidak jelas benar siapa yang pertama kali mengembangkannya. Diperkirakan buah naga yang masuk ke negeri kita berasal dari Thailand dan dibudidayakan oleh para pehobi tanaman secara sporadis.
Saat ini terdapat beberapa spesies tanaman buah naga yang banyak dibudidayakan. Jenis-jenisnya buah populer yaitu:

  • Hylocereus undatus kulitnya merah dengan daging buah putih
  • Hylocereus polyrhisus kulit merah dengan daging buah merah
  • Hylocereus costaricensis kulit merah dengan daging buah merah pekat agak keunguan
  • Hylocereus megelanthus kulitnya berwarna kuning dengan daging buah putih.

Budidaya buah naga sangat cocok dengan kondisi iklim dan alam Indonesia. Tanaman ini tumbuh optimal pada ketinggian 0-350 meter dpl dengan curah hujan sekitar 720 mm per tahun. Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buah naga berkisar 26-36 derajat celcius.

Memilih bibit buah naga
Tanaman buah naga bisa diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Cara generatif yaitu memperbanyak tanaman dari biji. Benih diambil dengan cara mengeluarkan biji dari buah naga terpilih. Cara ini sedikit sulit dan biasanya dilakukan oleh para penangkar berpengalaman.
Cara vegetatif relatif lebih banyak dipakai karena lebih mudah. Budidaya buah naga dengan cara vegetatif lebih cepat menghasilkan buah. Selain itu, sifat-sifat tanaman induk bisa dipastikan menurun pada anaknya. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan buah naga:
  • Penyetekkan dilakukan terhadap batang atau cabang tanaman yang pernah berbuah, setidaknya 3-4 kali. Hal ini berguna agar hasil setek bisa berproduksi lebih cepat dan produktivitasnya sudah ketahuan dari hasil buah terdahulu.
  • Pilih batang yang berdiameter setidaknya 8 cm, keras, tua, berwarna hijau kelabu dan sehat. Semakin besar diameter batang akan semakin baik, karena batang tersebut akan jadi batang utama tanaman.
  • Pemotongan dilakukan terhadap batang yang panjangnya sekitar 80-120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20%, bagian yang 80% akan dijadikan calon bibit.
  • Potong-potong batang calon bibit dengan panjang sekitar 20-30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan pangkal bawah yang akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar.
  • Potongan setek harus memiliki setidaknya 4 mata tunas. Panjang setek bisa lebih pendek namun konsekuensinya akan berpengaruh pada kecepatan berbuah.
  • Biarkan batang setek yang telah dipotong-potong tersebut hingga getahnya mengering. Apabila langsung ditanam getah yang masih basah bisa menyebabkan busuk batang. Untuk menghindari resiko serangan jamur batang setek bisa di celupkan pada larutan fungisida.
  • Siapkan bedengan atau polybag untuk menanam setek-setek tersebut. Untuk campuran tanah atau media tanamnya silahkan lihat cara membuat media persemaian.
  • Siram bedengan atau polybag dengan air yang telah dicampur dengan 5 tutup Pupuk Hayati BIOBOOST dengan 10 liter air yang telah diisi dengan media tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari setek kedalam media tanam sedalam 5 cm.
  • Ulangi setiap 1 minggu sekali pemberian BIOBOOST.
  • Berikan naungan atau sungkup untuk melindungi setek tersebut. Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 hari sekali.
  • Setelah 3 minggu, tunas pertama mulai tumbuh dan naungan atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan cahaya matahari penuh.
  • Pemeliharaan bibit biasanya berlangsung hingga 3 bulan. Pada umur ini tinggi bibit berkisar 50-80 cm.

Persiapan budidaya buah naga
Kebutuhan bibit untuk budidaya buah naga seluas satu hektar sekitar 6000-1000 bibit. Jumlah bibit yang diperlukan tergantung pada metode tanam dan pengaturan jarak tanam. Dengan sistem tiang panjat tunggal dibutuhkan sebanyak 1600 batang dengan kebutuhan bibit tanaman sebanyak 6400 bibit per hektar.

a. Pembuatan tiang panjat
     Dalam budidaya buah naga tiang panjat sangat diperlukan untuk menopang tumbuhnya tanaman. Tiang panjat biasanya dibuat permanen dari beton. Bentuk tiangnya bisap pilar segi empat atau silinder dengan diameter sekitar 10-15 cm.
Tinggi tiang panjat untuk budidaya buah naga biasanya 2-2,5 meter. Tiang tersebut ditanam sedalam 50 cm agar kuat berdiri. Di ujung bagian atas diberikan penopang berupa batang kayu atau besi membentuk ‘+’. Kemudian tambahkan besi berbentuk lingkaran atau bisa juga ban motor bekas. Sehingga bagian ujung atasnya berbentuk seperti stir mobil.
Buatlah tiang panjat tersebut secara berbaris, jarak tiang dalam satu baris 2,5 meter sedangkan jarak antar baris 3 meter. Jarak ini juga sekaligus menjadi jarak tanam. Di antara barisan buat saluran drainase sedalam 25 cm.

b. Pengolahan tanah
     Setelah tiang panjat disiapkan, buatlah lubang tanam dengan ukuran 60×60 cm dengan kedalaman 25 cm. Posisi tiang panjat persis terletak ditengah-tengah lubang tanam tersebut.
Campurkan 10 kg pasir dengan tanah galian untuk menambah porositas tanah. Tambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang sebanyak 10-20 kg. Tambahkan juga dolomit atau kapur pertanian sebanyak  300 gram, karena buah naga memerlukan banyak kalsium. Aduk bahan-bahan tersebut hingga merata.
Timbun kembali lubang tanam dengan campuran media di atas. Kemudian siram dengan air yang sudah dicampur dengan BIOBOOST hingga basah tapi jangan sampai tergenang. Biarkan lubang tanam yang telah ditimbun kembali tersinari matahari dan mengering.
Setelah 3-5 hari, berikan pupuk TSP sebanyak 25 gram. Pemberian pupuk melingkari tiang panjat dengan jarak sekitar 10 cm dari tiang. Biarkan selama kurang lebih 1 hari. Kini lubang tanam siap untuk ditanami.

Penanaman bibit buah naga
Untuk satu tiang panjat dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga. Bibit ditanam mengitari tiang panjat, jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman sekitar 10 cm. Bibit dipindahkan dari bedeng penyemaian atau polybag. Gali tanah sedalam 10-15 cm, atau disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit diletakkan pada galian tersebut dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.
Setelah ke-4 bibit ditanam, ikat batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel pada tiang panjat. Lakukan pengikatan setiap tanaman tumbuh menjulur sepanjang 20-30 cm. Pengikatan jangan terlalu kencang untuk memberi ruang gerak pertumbuhan tanaman dan agar tidak melukai batang.

Pemupukan dan perawatan
a. Pemupukan
     Pada masa awal pertumbuhan pupuk yang dibutuhkan harus mengandung banyak unsur nitrogen (N). Pada fase berbunga atau berbuah gunakan pupuk yang banyak mengandung fosfor (P) dan kalium (K). Pemakaian urea tidak dianjurkan untuk memupuk buah naga, karena sering mengakibatkan busuk batang.
Pemupukan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 5-10 kg per lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah berikan pupuk tambahan NPK dan ZK masing-masing 50 dan 20 gram per lubang tanam. Pada tahun berikutnya perbanyak dosis pemberian pupuk sesuai dengan ukuran tanaman. Pupuk Hayati BIOBOOST diberikan setiap 30 hari sekali dengan dosis 3 botol / hektar untuk memaksimalkan hasil.

b. Penyiraman
     Penyiraman bisa dilakukan dengan mengalirkan air pada parit-parit drainase. Selain itu juga bisa menggunakan gembor atau irigasi tetes. Sistem irigasi tetes lebih hemat air dan tenaga kerja namun perlu investasi yang cukup besar.
Penyiraman dengan parit drainase dilakukan dengan merendam parit selama kurang lebih 2 jam. Bila penyiraman dilakukan dengan gembor, setiap lubang tanam disiram dengan air sebanyak 4-5 liter. Frekuensi penyiraman 3 kali sehari di musim kering, atau sesuai dengan kondisi tanah.
Penyiraman bisa dikurangi atau dihentikan ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pengurangan atau penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan pertumbuhan tunas baru sehingga pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman tetap dilakukan apabila tanah terlihat kering dan tanaman layu karena kurang air.

c. Pemangkasan
     Terdapat setidaknya tiga tipe pemangkasan dalam budidaya buah naga, yakni pemangkasan untuk membentuk batang pokok, pemangkasan membentuk cabang produksi dan pemangkasan peremajaan.
Pemangkasan untuk membentuk batang pokok dilakukan pada batang bibit tanaman. Tanaman yang baik memiliki batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk mendapatkan itu pilih tunas yang tumbuh di bagian paling atas batang awal. Tunas yang tumbuh dibawahnya sebaiknya dipotong saja.
Pemangkasan untuk membentuk cabang produksi dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang pokok. Pilihlah 3-4 tunas untuk ditumbuhkan. Nantinya tunas ini akan menjadi batang produksi dan tumbuh menjuntai ke bawah. Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya yang ada di bagian atas, sekitar 30 cm dari ujung atas.
Pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap cabang produksi yang kurang produktif. Biasanya sudah berbuah 3-4 kali. Hasil pangkasan peremajaan ini bisa dijadikan sumber bibit tanaman.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan adalah bentuk tanaman. Biasanya tanaman buah naga tumbuh tidak teratur. Upayakan agar tunas-tunas yang dipilih bisa membentuk tanaman dengan baik. Sehingga percabangan tidak terlalu rimbun dan batang yang ada dibawah tajuk bisa terkena sinar matahari dengan maksimal.

Pemanenan
Tanaman buah naga berumur panjang. Siklus produktifnya bisa mencapai 15-20 tahun. Budidaya buah naga mulai berbuah untuk pertama kali pada bulan ke 10 hingga 12 terhitung setelah tanam. Namun apabila ukuran bibit tanamannya lebih kecil, panen pertamanya bisa mencapai 1,5-2 tahun terhitung setelah tanam. Produktivitas pada panen pertama biasanya tidak langsung optimal.
Satu tanaman biasanya menghasilkan 1 kg buah. Dalam satu tiang panjat terdapat 4 tanaman. Berarti  dengan jumlah tonggal 1600 dalam satu hektar akan dihasilkan sekitar 6-7 ton buah naga sekali musim panen. Usaha budidaya buah naga yang sukses bisa menghasilkan lebih dari 50 ton buah per hektar per tahun.
Ciri-ciri buah yang siap panen adalah kulitnya sudah mulai berwarna merah mengkilap. Jumbai buah berwarna kemerahan, warna hijaunya sudah mulai berkurang. Mahkota buah mengecil dan pangkal buah menguncup atau berkeriput. Ukuran buah membulat dengan berat sekitar 400-600 gram.
Semoga Bermanfaat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIE-4a7GDR057VYtwq1nFFeSwVDlOmNpfrWFtW9j7Y6Et6bylOp0IMYf21TVXq4nLYpm01qs3BiAv34WWR6Uek7_GhgIwcNk_x8e1IWd_V5cpoKZEbJoa-3qBrSGja_cPf8jHxJtMba0I/s72-c/150.jpg
View detail
BUDIDAYA BAYAM ORGANIK

BUDIDAYA BAYAM ORGANIK

 
 
Budidaya bayam efektif dilakukan hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Di Indonesia terdapat dua jenis tanaman bayam (Amaranthus Spp.) yang biasa dibudidayakan para petani.

Pertama, jenis tanaman bayam cabut yang terdiri dari bayam hijau dan bayam merah. Cirinya, lebar daun relatif kecil, untuk jenis bayam hijau warnanya hijau terang agak keputih-putihan, untuk bayam merah warnanya merah hati cenderung gelap. Jenis kedua, bayam yang berdaun lebar atau bayam raja. Warna daunnya hijau tua cenderung keabu-abuan, tumbuh berdiri tegak. Cara panennya bisa dicabut atau dipotong.

Secara metode, budidaya bayam organik mempunyai perlakuan sama dengan budidaya non-organik, perbedaannya pada pemberian jenis pupuk. Sedangkan untuk pengendalian hama, petani biasa menanganinya dengan memperbaiki kesehatan tanaman seperti pemberian pupuk, pengairan dan menjaga kebersihan kebun.

Budidaya bayam lebih efektif dilakukan tanpa tahapan persemaian terlebih dahulu. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Suhu ideal berkisar antara 16-20oC, dengan kelembaban udara antara yang sedang. Namun bayam bisa beradaptasi pada suhu panas seperti di Jakarta sepanjang kelembabannya tinggi. Pada musim hujan bayam tidak begitu baik tumbuhnya, daun bayam mudah rusak terkena hujan yang terus-menerus.

Berikut ini langkah-langkah melakukan budidaya bayam organik, untuk jenis bayam cabut baik yang berdaun hijau maupun merah.

Penyiapan benih bayam

Benih untuk budidaya bayam disiapkan melalui perbanyakan biji. Benih diambil dari tanaman bayam yang dipelihara hingga tua berumur sekitar 3 bulan. Apabila tanaman masih muda sudah diambil bijinya, daya simpan benih tidak lama dan tingkat perkecambahan rendah. Benih bayam yang baik bisa disimpan hingga umur satu tahun.
Benih bayam tidak memerlukan masa dorman. Jadi, benih yang baru dipanen sebenarnya sudah siap untuk langsung ditanam. Kebutuhan benih untuk budidaya bayam adalah 5-10 kg per hektar, sangat tergantung pada keterampilan menebar.

Pengolahan lahan budidaya bayam organik

Pertama-tama haluskan tanah dan buat bedengan. Lebar bedangan satu meter dan tinggi 20-30 cm sedangkan panjangnya mengikuti kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm. Sebaiknya bedengan membujur dari timur-barat untuk mendapatkan pencahayaan yang maksimal.

Budidaya bayam sensitif dengan keasaman tanah. Apabila derajat keasaman tanah rendah pH kurang dari enam sebaiknya netralkan dengan kapur atau dolomit sebanyak 2-3 ton per hektar. Apabila pH lebih dari 7 netralkan dengan belerang. Tebarkan pupuk kandang, paling baik kotoran ayam, sebanyak 5 ton per hektar lalu siram dengan Pupuk Hayati Bioboost dengan dosis 3 botol/hektar lalu diamkan selama 2-3 hari. Kotoran ayam merupakan pupuk kandang yang sangat kaya dengan nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman bayam dan jenis sayuran daun lainnya.

Penebaran benih bayam

Benih bayam sangat kecil, dalam budidaya bayam biasanya benih ditebar dengan tangan atau saringan. Usahakan benih menyebar dengan baik. Kepadatan tebar benih adalah 0,5-1 gram per meter persegi. Agar penebaran benih merata, kita juga bisa mencampurkan benih dengan tanah atau kompos lalu ditebar di atas bedengan.

Perawatan budidaya bayam

Perawatan yang paling penting dalam budidaya bayam adalah pengaturan air, terutama saat awal benih ditebar. Lakukan penyiraman dua kali sehari saat musim kemarau. Jaga selalu kelembaban tanah hingga bayam berkecambah.

Setelah bayam bayam berkecambah, siangi gulma atau rumput yang tumbuh bersama kecambah bayam. Gulma akan berebut nutrisi dengan tanaman bayam. Berikut beberapa hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya bayam, yaitu ulat daun, kutu daun, tungau, busuk basah dan karat putih. Penanganannya adalah dengan menjaga kesehatan tanaman dengan penyiraman teratur. Jika sudah meleati ambang ekonomis yakni dengan penggunaan pestisida hayati, untuk pencegahan lakukan budidaya tanaman sehat, mencegah timbulnya jamur dan mempertinggi kekebalan tanaman

Menginjak usia tanaman dua minggu, apabila daun terlihat menguning, berikan pemupukan tambahan. Pemupukan tambahan bisa menggunakan kompos atau kotoran ayam yang telah matang. Atur pemupukan sehemat mungkin untuk menjaga budidaya bayam tetap ekonomis.

Panen dan pasca panen

Budidaya bayam bisa dipanen mulai 20 hari setelah tanam atau tinggi tanaman sekitar 20 cm. Dengan pencabutan rata-rata panen yang dihasilkan dalam satu hektar adalah 20 ton. Sedangkan pada budidaya bayam potong biasanya dipanen pada umur 1-1,5 bulan dengan interval pemerikan seminggu sekali.
Setelah dipanen cuci dan sortir tanaman. Sebelum dikirim, bayam diikat dengan bilah bambu, setiap 50 ikatan digambungkan dalam satu gabung. Simpan hasil panen budidaya bayam ditempat teduh karena bayam termasuk tanaman yang cepat layu.
Semoga Bermanfaat.

 
 
Budidaya bayam efektif dilakukan hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Di Indonesia terdapat dua jenis tanaman bayam (Amaranthus Spp.) yang biasa dibudidayakan para petani.

Pertama, jenis tanaman bayam cabut yang terdiri dari bayam hijau dan bayam merah. Cirinya, lebar daun relatif kecil, untuk jenis bayam hijau warnanya hijau terang agak keputih-putihan, untuk bayam merah warnanya merah hati cenderung gelap. Jenis kedua, bayam yang berdaun lebar atau bayam raja. Warna daunnya hijau tua cenderung keabu-abuan, tumbuh berdiri tegak. Cara panennya bisa dicabut atau dipotong.

Secara metode, budidaya bayam organik mempunyai perlakuan sama dengan budidaya non-organik, perbedaannya pada pemberian jenis pupuk. Sedangkan untuk pengendalian hama, petani biasa menanganinya dengan memperbaiki kesehatan tanaman seperti pemberian pupuk, pengairan dan menjaga kebersihan kebun.

Budidaya bayam lebih efektif dilakukan tanpa tahapan persemaian terlebih dahulu. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Suhu ideal berkisar antara 16-20oC, dengan kelembaban udara antara yang sedang. Namun bayam bisa beradaptasi pada suhu panas seperti di Jakarta sepanjang kelembabannya tinggi. Pada musim hujan bayam tidak begitu baik tumbuhnya, daun bayam mudah rusak terkena hujan yang terus-menerus.

Berikut ini langkah-langkah melakukan budidaya bayam organik, untuk jenis bayam cabut baik yang berdaun hijau maupun merah.

Penyiapan benih bayam

Benih untuk budidaya bayam disiapkan melalui perbanyakan biji. Benih diambil dari tanaman bayam yang dipelihara hingga tua berumur sekitar 3 bulan. Apabila tanaman masih muda sudah diambil bijinya, daya simpan benih tidak lama dan tingkat perkecambahan rendah. Benih bayam yang baik bisa disimpan hingga umur satu tahun.
Benih bayam tidak memerlukan masa dorman. Jadi, benih yang baru dipanen sebenarnya sudah siap untuk langsung ditanam. Kebutuhan benih untuk budidaya bayam adalah 5-10 kg per hektar, sangat tergantung pada keterampilan menebar.

Pengolahan lahan budidaya bayam organik

Pertama-tama haluskan tanah dan buat bedengan. Lebar bedangan satu meter dan tinggi 20-30 cm sedangkan panjangnya mengikuti kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm. Sebaiknya bedengan membujur dari timur-barat untuk mendapatkan pencahayaan yang maksimal.

Budidaya bayam sensitif dengan keasaman tanah. Apabila derajat keasaman tanah rendah pH kurang dari enam sebaiknya netralkan dengan kapur atau dolomit sebanyak 2-3 ton per hektar. Apabila pH lebih dari 7 netralkan dengan belerang. Tebarkan pupuk kandang, paling baik kotoran ayam, sebanyak 5 ton per hektar lalu siram dengan Pupuk Hayati Bioboost dengan dosis 3 botol/hektar lalu diamkan selama 2-3 hari. Kotoran ayam merupakan pupuk kandang yang sangat kaya dengan nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman bayam dan jenis sayuran daun lainnya.

Penebaran benih bayam

Benih bayam sangat kecil, dalam budidaya bayam biasanya benih ditebar dengan tangan atau saringan. Usahakan benih menyebar dengan baik. Kepadatan tebar benih adalah 0,5-1 gram per meter persegi. Agar penebaran benih merata, kita juga bisa mencampurkan benih dengan tanah atau kompos lalu ditebar di atas bedengan.

Perawatan budidaya bayam

Perawatan yang paling penting dalam budidaya bayam adalah pengaturan air, terutama saat awal benih ditebar. Lakukan penyiraman dua kali sehari saat musim kemarau. Jaga selalu kelembaban tanah hingga bayam berkecambah.

Setelah bayam bayam berkecambah, siangi gulma atau rumput yang tumbuh bersama kecambah bayam. Gulma akan berebut nutrisi dengan tanaman bayam. Berikut beberapa hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya bayam, yaitu ulat daun, kutu daun, tungau, busuk basah dan karat putih. Penanganannya adalah dengan menjaga kesehatan tanaman dengan penyiraman teratur. Jika sudah meleati ambang ekonomis yakni dengan penggunaan pestisida hayati, untuk pencegahan lakukan budidaya tanaman sehat, mencegah timbulnya jamur dan mempertinggi kekebalan tanaman

Menginjak usia tanaman dua minggu, apabila daun terlihat menguning, berikan pemupukan tambahan. Pemupukan tambahan bisa menggunakan kompos atau kotoran ayam yang telah matang. Atur pemupukan sehemat mungkin untuk menjaga budidaya bayam tetap ekonomis.

Panen dan pasca panen

Budidaya bayam bisa dipanen mulai 20 hari setelah tanam atau tinggi tanaman sekitar 20 cm. Dengan pencabutan rata-rata panen yang dihasilkan dalam satu hektar adalah 20 ton. Sedangkan pada budidaya bayam potong biasanya dipanen pada umur 1-1,5 bulan dengan interval pemerikan seminggu sekali.
Setelah dipanen cuci dan sortir tanaman. Sebelum dikirim, bayam diikat dengan bilah bambu, setiap 50 ikatan digambungkan dalam satu gabung. Simpan hasil panen budidaya bayam ditempat teduh karena bayam termasuk tanaman yang cepat layu.
Semoga Bermanfaat.
BUDIDAYA BAYAM ORGANIK
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDKjmjio1c90Kwi2oo9fFUz9R_0PDZ6UFXKjaRIhiDtY5KrPAjMUK8eaFCHV0vGMBmUOBwkffhdnvgZn3I7MVrZJ9TbikGhRzG6Z7VAGxIRuuaye2TsGUExOC2a-V50O7a_lBGZjQfU60/s72-c/9542973_6f8f049c-c57d-4b68-89ee-1246c8a55a61.jpg
View detail
BUDIDAYA KANGKUNG DARAT ORGANIK

BUDIDAYA KANGKUNG DARAT ORGANIK

 
 
    Perbedaan utama dua jenis kangkung ini adalah pada bentuk daun dan warna bunga. Kangkung darat  (Ipomoea Reptans) berwarna hijau terang dengan ujung daun yang runcing. Warna bunga kangkung darat putih.

Sedangkan kangkung air  (Ipomoea Aquatica) daunnya berwarna hijau agak gelap dengan ujung yang membulat atau lebih tumpul  sehingga terlihat lebih lebar. Warna bunga kangkung air cenderung ungu. Selain perbedaan fisik, kebiasaan cara memanen dua jenis kangkung ini berbeda pula. Kangkung darat di panen dengan cara dicabut, sedangkan kangkung air dipanen dengnan cara dipotong.

Saat ini kangkung darat lebih banyak beredar di pasar-pasar komersial dibanding kangkung air. Kangkung air lebih banyak dikonsumsi dan ditanam secara subsisten oleh masyarakat. Budidaya kangkung darat sangat mudah, karena sayuran ini bersiklus panen cepat dan relatif tahan hama. Karena itulah, harga kangkung dipasaran relatif murah dibanding jenis sayuran lain. Untuk meningkatkan nilai tambah, kita bisa melakukan budidaya kangkung darat secara organik. Harga kangkung darat organik relatif lebih tinggi.

Budidaya kangkung darat dapat dilakukan baik didataran rendah maupun dataran tinggi. Untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, budidaya kangkung darat harus mendapatkan curah hujan dan sinar matahari yang cukup. Kangkung darat bisa diperbanyak dengan biji dan stek. Namun khusus untuk kangkung darat, para petani biasa melakukannya dengan biji.

Penyiapan benih untuk budidaya kangkung

Untuk mendapatkan tanaman yang baik, tentunya harus dilakukan pemilihan benih yang baik pula. Terdapat beberapa benih unggul kangkung yang terkenal seperti varietas Sutera dan Bangkok. Benih sutera merupakan benih yang diintroduksi dari kangkung Hawaii oleh Departemen Pertanian pada tahun 1980-an. Namun yang banyak beredar saat ini adalah kangkung keluaran Bisi dan Panah Merah serta kangkung asal Jawa Timur seperti Sidoarjo. Agak sulit untuk menelusuri varietas-varietas kangkung yang beredar dipasaran.

Benih kangkung darat yang baik adalah benih yang daya tumbuhnya lebih dari 95 persen dan tumbuhnya tegak setidaknya hingga umur 8 minggu. Karena kangkung darat yang tumbuh menjalar tidak begitu diminati pasar. Usahakan jangan menggunakan benih yang telah disimpan lebih dari satu tahun. Karena produktivitasnya akan menurun.

Pengolahan lahan dan pemupukan dasar

Pada budidaya kangkung darat  tanah harus diolah dengan dicangkul agar gembur kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang menyesuaikan dengan petak lahan. Jarak antar bedengan 30-40 cm, fungsinya sebagai saluran drainase dan jalan untuk pemeliharaan dan pemanenan.

Untuk budidaya kangkung organik, siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organik atau hayati, bisa menggunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk kandang lebih praktis karena tidak perlu menyiapkannya secara intensif, cukup mendiamkannya hingga kering sebelum digunakan. 

Sementara penyiapan pupuk kompos relatif lebih lama. Apabila menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih kotoran ayam dibanding kotoran kambing atau sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat terurai, sehingga cocok dengan tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat. Tebarkan pupuk tersebut di atas bedengan, kira-kira 4 ton per hektar. Kemudian siram bedengan dengan Pupuk Hayati Bioboost dengan takaran 2 liter/botol per hektar. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.

 
Penanaman

Penanaman dengan cara ditebar

Penanaman pada budidaya kangkung darat dapat ditebar langsung  atau ditugal. Sementara itu, cara disemaikan dan lalu dipindah tidak terlalu ekonomis untuk budidaya kangkung darat.  Cara ditebar langsung dilakukan dengan menebarkan benih di atas bedengan. Cara ini cukup cepat dan cocok dilakukan ditempat yang kurang orang atau ongkos tenaga kerja mahal. Kelemahan cara ini adalah boros pada penggunaan benih, karena bisa menghabiskan 5-10 kilogram benih per hektar. Cara ini memerlukan pekerja yang terampil agar hasil tebar merata. Hanya saja sulit untuk mendapatkan kepadatan populasi tanaman yang ideal. Dimana kepadatan ideal bagi tanaman kangkung adalah 50.000 pohon per hektar.

Cara yang kedua yaitu, dengan ditugal. Enaknya dengan cara ini kita bisa mengatur jarak tanam sehingga bisa didapatkan kerapatan populasi tanaman yang ideal. Jarak antara lubang tugal adalah 10 x 5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji benih. Hanya saja dengan cara ini dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja karena pekerjaannya akan lebih lama.  Penugalan tidak perlu terlalu dalam, karena budidaya kangkung darat tidak memerlukan perakaran yang terlalu kuat.

Pemeliharaan dan pemupukan lanjutan

Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap panen. Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah masing-masing. Tanah yang sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan relatif tidak memerlukan pupuk tambahan cukup dengan pupuk organik dasar yang telah diberikan diawal.

Berikan Pupuk Hayati Bioboost setiap 20 hari dengan dosis 2 botol/liter perhektar. Hanya saja apabila tanaman terlihat kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu dilakukan pemupukan tambahan. Kangkung darat sangat responsif terhadap nitrogen. Apabila diperlukan bisa diberikan pupuk organik kaya akan nitrogen seperti kotoran ayam yang telah matang bercampur sekam atau kompos yang kaya nitrogen.

Pemeliharaan selanjutnya yang harus diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat memerlukan banyak air untuk tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi, daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin, setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati.

Hal selanjutnya adalah penyiangan, walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat adakalanya tanaman muda kalah bersaing dengan rumput. Terutama saat penebaran benih awal, pertumbuhan dari benih menjadi tanaman relatif agak lama sehingga potensi tersalip gulma cukup tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma tersebut harus cepat disingkirkan dengan dicabut.

Hama yang biasa menyerang kangkung antara lain belalang, ulat grayak (Spodotera Litura) dan kutu daun  dari (jenis Myzus Persicae dan Aphyds Gossypii). Gejala serangan ulat grayak adalah daun bolong-bolong dan pinggiran dau bergerigi bekas gigitan. Sedangkan kutu daun membuat tanaman kerdil dan dau melengkung. Karena kutu daun menyerap cairan dari tanaman. Lakukan penyemprotan Insektisida Hayati secara berkala.

Sementara itu penyakit yang biasanya menyerang adalah penyakit karat putih (Albigo Ipomoeae Panduratae). Bila terserang penyakit ini akan muncul bercak putih pada daun kemudian akan semakin meluas.  Dalam budidaya kangkung darat organik, penanganan hama harus dilakukan secara terpadu. Untuk mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, perlu dilakukan rotasi tanam, mengatur jarak tanam dan melakukan penyiraman yang tepat. Atau bila terpaksa bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimba, gadung, dan sereh wangi.

Panen dan pemasaran

Budidaya kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari. Pemanenan bisa dilakukan dengan dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung organik, sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut. Karena selera pasar kangkung organik, yakni pasar-pasar moderen, lebih memilih tanaman kangkung yang lengkap dengan akarnya. Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan tanaman kangkung sebanyak 23 ton per hektar.

Sebelum di kemas dan dikirim ke pasar, hendaknya kangkung yang telah dicabut dibersihkan dulu dari tanah. Pencucian dilakukan dengan air mengalir atau air bersih agar terhindar dari kontaminan-kontaminan berbahaya. Tempatkan kangkung di tempat yang lembab dan jangan tersengat sinar matahari langsung.

Berbeda dengan hasil budidaya konvensional, budidaya kangkung darat organik akan menghasilkan produk organik yang bersih dari kontaminan zat kimia berbahaya. Oleh karena itu, produknya cenderung mempunyai harga yang lebih tinggi. Sebaiknya jangan dijual langsung kepada para pengepul yang biasanya sudah siap mengambil langsung dari lahan. Apabila strategi pemasarannya kita jalankan, bukan tidak mustahil keuntungan yang diperoleh juga lebih besar.

Tips pemasaran sayur organik 

1. Penjualan di kebun (farm gate sale)
Apabila kebun Anda mudah dijangkau, sebaiknya buka penjualan langsung di kebun. Sasaran pembelinya adalah konsumen akhir.  Biasanya konsumen sayur organik bersedia untuk datang langsung ke kebun untuk memastikan produk yang dibelinya. Dengan cara ini bisa dihemat ongkos distribusi.

2. Memetik sendiri (pick your own)
Dengan berkembangnya agrowisata, banyak  kebun yang menawarkan beli dan petik sendiri. Cara seperti ini banyak diterapkan oleh kebun-kebun organik di Lembang, Bandung. 

3. Penjualan langsung (direct seling)
Penjualan langsung bisa dilakukan dengan memelihara hubungan dengan komunitas-komunitas konsumen organik. Perlu strategi pengaturan jadwal tanam dan mengembangkan keragaman tanaman untuk memenuhi permintaan konsumen. Kita bisa mengirimkan sayuran ke konsumen dalam bentuk paket-paket siap konsumsi. Untuk bisa menyediakan paket lengkap sebaiknya bekerjasama dengan sesama pembudidaya pertanian organik lainnya.

4. Gerai khusus di pasar ritel
Apabila punya lobi yang baik, sayur organik bisa langsung masuk ke  pasar ritel moderen. Di ritel-ritel tersebut kita bisa meminta dibuatkan display khusus organik dan menggunakan harga premium.

5. Membuka toko organik
Cara ini bisa dilakukan dengan kemitraan atau pengembangan usaha sendiri bila memiliki modal cukup. Cara ini dipakai oleh beberapa gerai organik di Jakarta yang bekerja sama dengan para petani organik di Bogor.

6. Penjualan ke komunitas atau koperasi
Saat ini masih jarang petani yang membuat grup atau kelompok khusus organik. Namun seiring dengan semakin populernya pangan organik, asosiasi-asosiasi petani organik sudah mulai banyak terbentuk.
Semoga Bermanfaat.

 
 
    Perbedaan utama dua jenis kangkung ini adalah pada bentuk daun dan warna bunga. Kangkung darat  (Ipomoea Reptans) berwarna hijau terang dengan ujung daun yang runcing. Warna bunga kangkung darat putih.

Sedangkan kangkung air  (Ipomoea Aquatica) daunnya berwarna hijau agak gelap dengan ujung yang membulat atau lebih tumpul  sehingga terlihat lebih lebar. Warna bunga kangkung air cenderung ungu. Selain perbedaan fisik, kebiasaan cara memanen dua jenis kangkung ini berbeda pula. Kangkung darat di panen dengan cara dicabut, sedangkan kangkung air dipanen dengnan cara dipotong.

Saat ini kangkung darat lebih banyak beredar di pasar-pasar komersial dibanding kangkung air. Kangkung air lebih banyak dikonsumsi dan ditanam secara subsisten oleh masyarakat. Budidaya kangkung darat sangat mudah, karena sayuran ini bersiklus panen cepat dan relatif tahan hama. Karena itulah, harga kangkung dipasaran relatif murah dibanding jenis sayuran lain. Untuk meningkatkan nilai tambah, kita bisa melakukan budidaya kangkung darat secara organik. Harga kangkung darat organik relatif lebih tinggi.

Budidaya kangkung darat dapat dilakukan baik didataran rendah maupun dataran tinggi. Untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, budidaya kangkung darat harus mendapatkan curah hujan dan sinar matahari yang cukup. Kangkung darat bisa diperbanyak dengan biji dan stek. Namun khusus untuk kangkung darat, para petani biasa melakukannya dengan biji.

Penyiapan benih untuk budidaya kangkung

Untuk mendapatkan tanaman yang baik, tentunya harus dilakukan pemilihan benih yang baik pula. Terdapat beberapa benih unggul kangkung yang terkenal seperti varietas Sutera dan Bangkok. Benih sutera merupakan benih yang diintroduksi dari kangkung Hawaii oleh Departemen Pertanian pada tahun 1980-an. Namun yang banyak beredar saat ini adalah kangkung keluaran Bisi dan Panah Merah serta kangkung asal Jawa Timur seperti Sidoarjo. Agak sulit untuk menelusuri varietas-varietas kangkung yang beredar dipasaran.

Benih kangkung darat yang baik adalah benih yang daya tumbuhnya lebih dari 95 persen dan tumbuhnya tegak setidaknya hingga umur 8 minggu. Karena kangkung darat yang tumbuh menjalar tidak begitu diminati pasar. Usahakan jangan menggunakan benih yang telah disimpan lebih dari satu tahun. Karena produktivitasnya akan menurun.

Pengolahan lahan dan pemupukan dasar

Pada budidaya kangkung darat  tanah harus diolah dengan dicangkul agar gembur kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang menyesuaikan dengan petak lahan. Jarak antar bedengan 30-40 cm, fungsinya sebagai saluran drainase dan jalan untuk pemeliharaan dan pemanenan.

Untuk budidaya kangkung organik, siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organik atau hayati, bisa menggunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk kandang lebih praktis karena tidak perlu menyiapkannya secara intensif, cukup mendiamkannya hingga kering sebelum digunakan. 

Sementara penyiapan pupuk kompos relatif lebih lama. Apabila menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih kotoran ayam dibanding kotoran kambing atau sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat terurai, sehingga cocok dengan tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat. Tebarkan pupuk tersebut di atas bedengan, kira-kira 4 ton per hektar. Kemudian siram bedengan dengan Pupuk Hayati Bioboost dengan takaran 2 liter/botol per hektar. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.

 
Penanaman

Penanaman dengan cara ditebar

Penanaman pada budidaya kangkung darat dapat ditebar langsung  atau ditugal. Sementara itu, cara disemaikan dan lalu dipindah tidak terlalu ekonomis untuk budidaya kangkung darat.  Cara ditebar langsung dilakukan dengan menebarkan benih di atas bedengan. Cara ini cukup cepat dan cocok dilakukan ditempat yang kurang orang atau ongkos tenaga kerja mahal. Kelemahan cara ini adalah boros pada penggunaan benih, karena bisa menghabiskan 5-10 kilogram benih per hektar. Cara ini memerlukan pekerja yang terampil agar hasil tebar merata. Hanya saja sulit untuk mendapatkan kepadatan populasi tanaman yang ideal. Dimana kepadatan ideal bagi tanaman kangkung adalah 50.000 pohon per hektar.

Cara yang kedua yaitu, dengan ditugal. Enaknya dengan cara ini kita bisa mengatur jarak tanam sehingga bisa didapatkan kerapatan populasi tanaman yang ideal. Jarak antara lubang tugal adalah 10 x 5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji benih. Hanya saja dengan cara ini dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja karena pekerjaannya akan lebih lama.  Penugalan tidak perlu terlalu dalam, karena budidaya kangkung darat tidak memerlukan perakaran yang terlalu kuat.

Pemeliharaan dan pemupukan lanjutan

Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap panen. Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah masing-masing. Tanah yang sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan relatif tidak memerlukan pupuk tambahan cukup dengan pupuk organik dasar yang telah diberikan diawal.

Berikan Pupuk Hayati Bioboost setiap 20 hari dengan dosis 2 botol/liter perhektar. Hanya saja apabila tanaman terlihat kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu dilakukan pemupukan tambahan. Kangkung darat sangat responsif terhadap nitrogen. Apabila diperlukan bisa diberikan pupuk organik kaya akan nitrogen seperti kotoran ayam yang telah matang bercampur sekam atau kompos yang kaya nitrogen.

Pemeliharaan selanjutnya yang harus diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat memerlukan banyak air untuk tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi, daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin, setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati.

Hal selanjutnya adalah penyiangan, walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat adakalanya tanaman muda kalah bersaing dengan rumput. Terutama saat penebaran benih awal, pertumbuhan dari benih menjadi tanaman relatif agak lama sehingga potensi tersalip gulma cukup tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma tersebut harus cepat disingkirkan dengan dicabut.

Hama yang biasa menyerang kangkung antara lain belalang, ulat grayak (Spodotera Litura) dan kutu daun  dari (jenis Myzus Persicae dan Aphyds Gossypii). Gejala serangan ulat grayak adalah daun bolong-bolong dan pinggiran dau bergerigi bekas gigitan. Sedangkan kutu daun membuat tanaman kerdil dan dau melengkung. Karena kutu daun menyerap cairan dari tanaman. Lakukan penyemprotan Insektisida Hayati secara berkala.

Sementara itu penyakit yang biasanya menyerang adalah penyakit karat putih (Albigo Ipomoeae Panduratae). Bila terserang penyakit ini akan muncul bercak putih pada daun kemudian akan semakin meluas.  Dalam budidaya kangkung darat organik, penanganan hama harus dilakukan secara terpadu. Untuk mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, perlu dilakukan rotasi tanam, mengatur jarak tanam dan melakukan penyiraman yang tepat. Atau bila terpaksa bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimba, gadung, dan sereh wangi.

Panen dan pemasaran

Budidaya kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari. Pemanenan bisa dilakukan dengan dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung organik, sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut. Karena selera pasar kangkung organik, yakni pasar-pasar moderen, lebih memilih tanaman kangkung yang lengkap dengan akarnya. Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan tanaman kangkung sebanyak 23 ton per hektar.

Sebelum di kemas dan dikirim ke pasar, hendaknya kangkung yang telah dicabut dibersihkan dulu dari tanah. Pencucian dilakukan dengan air mengalir atau air bersih agar terhindar dari kontaminan-kontaminan berbahaya. Tempatkan kangkung di tempat yang lembab dan jangan tersengat sinar matahari langsung.

Berbeda dengan hasil budidaya konvensional, budidaya kangkung darat organik akan menghasilkan produk organik yang bersih dari kontaminan zat kimia berbahaya. Oleh karena itu, produknya cenderung mempunyai harga yang lebih tinggi. Sebaiknya jangan dijual langsung kepada para pengepul yang biasanya sudah siap mengambil langsung dari lahan. Apabila strategi pemasarannya kita jalankan, bukan tidak mustahil keuntungan yang diperoleh juga lebih besar.

Tips pemasaran sayur organik 

1. Penjualan di kebun (farm gate sale)
Apabila kebun Anda mudah dijangkau, sebaiknya buka penjualan langsung di kebun. Sasaran pembelinya adalah konsumen akhir.  Biasanya konsumen sayur organik bersedia untuk datang langsung ke kebun untuk memastikan produk yang dibelinya. Dengan cara ini bisa dihemat ongkos distribusi.

2. Memetik sendiri (pick your own)
Dengan berkembangnya agrowisata, banyak  kebun yang menawarkan beli dan petik sendiri. Cara seperti ini banyak diterapkan oleh kebun-kebun organik di Lembang, Bandung. 

3. Penjualan langsung (direct seling)
Penjualan langsung bisa dilakukan dengan memelihara hubungan dengan komunitas-komunitas konsumen organik. Perlu strategi pengaturan jadwal tanam dan mengembangkan keragaman tanaman untuk memenuhi permintaan konsumen. Kita bisa mengirimkan sayuran ke konsumen dalam bentuk paket-paket siap konsumsi. Untuk bisa menyediakan paket lengkap sebaiknya bekerjasama dengan sesama pembudidaya pertanian organik lainnya.

4. Gerai khusus di pasar ritel
Apabila punya lobi yang baik, sayur organik bisa langsung masuk ke  pasar ritel moderen. Di ritel-ritel tersebut kita bisa meminta dibuatkan display khusus organik dan menggunakan harga premium.

5. Membuka toko organik
Cara ini bisa dilakukan dengan kemitraan atau pengembangan usaha sendiri bila memiliki modal cukup. Cara ini dipakai oleh beberapa gerai organik di Jakarta yang bekerja sama dengan para petani organik di Bogor.

6. Penjualan ke komunitas atau koperasi
Saat ini masih jarang petani yang membuat grup atau kelompok khusus organik. Namun seiring dengan semakin populernya pangan organik, asosiasi-asosiasi petani organik sudah mulai banyak terbentuk.
Semoga Bermanfaat.
BUDIDAYA KANGKUNG DARAT ORGANIK
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi21kUescpGNuEUbQSwLD3IR1JQkRMPWW4vs5eboxKhDsvOJ-9G4xVQPWn4Ynlx1j-voBoc3Ys6u-nJCoOJd15C0i9YvZc5mzUpL3BDVTDm8o2i8E2wzkV0B6FsMhwufptHRC3GEn27S_I/s72-c/Cara-Menanam-Kangkung-Darat-yang-Baik-dan-Benar.jpg
View detail
BUDIDAYA TANAMAN ALFALFA

BUDIDAYA TANAMAN ALFALFA


 
 
Alfalfa atau nama latinnya Medicago Sativa L adalah tanaman hutan liar tertua di dunia. Tumbuh di pegunungan mediterania di sebelah barat daya Asia.  Alfalfa berasal dari Iran. Alfalfa diperkenalkan ke Eropa dari Asia oleh bangsa Persia pada perkiraan tahun 490 sebelum masehi.

Alfalfa merupakan salah satu kacang-kacangan alam tertua di dunia, Alfalfa diketahui dibudidayakan selama lebih dari 2000 tahun. By history seluruh tanaman Alfalfa (daun, tangkai, akar dan biji) dapat dimakan oleh manusia. Orang-orang Arab, beberapa abad yang lalu, menggunakan Alfalfa sebagai pakan untuk kuda-kuda mereka dan mengklaimnya dapat membuat hewan-hewan mereka cepat dan kuat. Ketika mereka mencoba ramuan sendiri, mereka menjadi sangat yakin manfaat kepada kesehatan dan kekuatan yang mereka namakan pabrik "Al-Fak-Facah", yang berarti "Bapak Semua Makanan". Orang Spanyol kemudian merubah nama menjadi Alfalfa. Akar dari tanaman Alfalfa dapat menyentuh ke dalam bumi untuk mencapai mineral yang tidak dapat diakses oleh sebagian tanaman lainnya.

Kata Alfalfa berasal dari bahasa arab terbagi dalam dua bagian kata yaitu “Al” yang berarti Allah dan “falf” yang artinya ribuan kenikmatan dan manfaat atau orang Yunani menyebutnya “bapak dari segala makanan”, ciptaan dan karunia. Penyebaran tanaman ini ke berbagai belahan dunia diduga terjadi pada zaman perunggu. Penyebarannya sendiri diperkirakan melewati daerah Asia Tengah.

Tanaman ini mengandung 60 nutrisi, sehingga disebut "bapak dari semua tumbuhan". Tanaman Alfalfa juga mengandung 8 asam amino esensial bersama dengan karbohidrat, protein, serat vitamin, dan sejumlah kecil lemak. Kandungan protein dalam Alfalfa adalah 18,9% dibandingkan 16,5% untuk daging sapi, 3,3% untuk susu dan 13,1% untuk telur. Kandungan kalsium di Alfalfa juga sangat tinggi yaitu 14 kali lebih dibandingkan bibit gandum. Alfalfa juga mengandung alkalin. Alkalinitas membantu untuk menetralkan keasaman dalam tubuh. Daun Alfalfa memiliki kandungan zat hijau daun (chlorophyll) yang empat kali lebih tinggi daripada sayuran yang biasa di konsumsi. Chlorophyll merupakan molekul pembentuk pigmen hijau pada tumbuhan, alga, dan bakteri. Molekul itu menangkap  cahaya dan melepaskan elektron untuk membentuk gula serta oksigen dalam proses fotosintesis.

Tanaman yang juga disebut di dalam Al-Qur’an ini menjadi kekuatan industri pertanian yang luar biasa justru di negeri seperti Amerika. Alfalfa menjadi sumber kekuatan ekonomi pertanian ketiga di Amerika setelah jagung dan gandum. Maka tidak heran bila Amerika menjelma sebagai produsen alfalfa terbesar di dunia dan Amerika juga menjadi penghasil daging yang sangat besar, nomor dua setelah China.

Maksud nutritious plants dalam Alquran (QS. 80 : 24-32 & QS 78 : 16) adalah tanaman alfalfa - sangat kaya dengan gizi seperti yang diulas oleh ilmuwan Muslim Mesir Prof. DR. Zagloul Al Najjar - Fellow of Islamic Academy of Science -  yang menulis lebih dari 150 mukjizat Al-Qur’an.

Manfaat Tumbuhan Alfalfa

Sejak abad ke-6, alfalfa (Medicago sativa) telah digunakan oleh bangsa Cina untuk mengobati batu ginjal, saluran pencernaan dan kembung. Awalnya, dunia pengobatan tradisional Cina sering menggunakan daun Alfalfa untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan. Kemudian berkembang untuk membantu membersihkan racun dalam darah atau yang disebut detoksifikasi dan pengobatan peradangan sendi. Sedangkan dalam pengobatan India (Ayurveda) untuk mengobati sakit pencernaan. Alfalfa juga diyakini sangat membantu meringankan gejala radang sendi.

Di Eropa, alfalfa dikenal sebagai 'obat rakyat' yang sangat baik untuk memperlancar kencing. Kepiawaiannya sebagai antibiotik tak hanya di dalam tubuh. Kandungan chlorophyll dalam daun alfalfa digunakan sebagai desinfektan untuk mengobati infeksi luka luar.
Dalam The American Journal of Surgery 1940, Benjamin Cruskin M D merekomendasikan chlorophyll untuk mencegah dan menyembuhkan beragam infeksi dan luka.
Homeopaths dan herbalis menggunakan alfalfa untuk mengobati anemia, kelemahan dalam pemulihan, gangguan feminin yang berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon dan keluhan menopause.

Keunggulan lain alfalfa adalah memiliki kandungan vitamin dan mineral cukup lengkap. Vitamin yang terkandung dalam alfalfa adalah: vitamin A, thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin K, dan asam folat. Mineral unggulan, yakni kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan seng.
Untuk membuat minuman alfalfa dari daun keringnya juga cukup mudah. Caranya sama seperti menyeduh teh. Selain itu, alfalfa juga sering digunakan dalam sup. Daun alfalfa yang sudah dikeringkan digunakan sebagai suplemen dalam bentuk tablet, bubuk, dan teh.

Di negara-negara Amerika dan Australia, daun alfalfa muda segar sering dicampurkan dalam salad. Di China sudah digunakan sebagai obat herbal atau sebagai campuran sup.
Menurut penyelidikan yang dimuat di "Journal of Nutrition" oleh para ahli sains (scientists) di University of California at Davis, 1984) diketemukan bahwa ALFALFA extracts bisa menggantikan INSULIN bagi penderita DIABETES

Konon kandungan gizi alfalfa merupakan yang terlengkap di antara semua tumbuhan. Hampir semua zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan terkandung di dalam tumbuhan yang termasuk keluarga kacang-kacangan ini. Sebut saja mineral. Mineral unggulan berupa kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan seng terkandung di dalamnya. Vitaminnya, mulai dari vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, K, hingga asam folat juga ada. Tidak heran, tumbuhan ini dikenal sebagai bapak dari segala tanaman.

Klorofil dari alfalfa umumnya tersedia dalam bentuk ekstrak dan dijadikan suplemen. Sebagai obat, klorofil digunakan dalam pencegahan ataupun pengobatan berbagai jenis penyakit seperti kanker, radang, anemia, konstipasi, antibakteri, pembersih racun, penyeimbang nutrisi, dan pemulihan pada orang sakit dan lain-lain.

Dari segi nutrisi alfalfa kaya kalsium dan alfafa mencegah mengerasnya pembuluh darah. Jadi alfalfa mengandung zat anti kolestrol serta canggih memerangi infeksi
Alfalfa disebutkan juga sebagai tonik sedang yang baik untuk darah. Alfalfa mempunyai efek diuretik, antipiretik dan hemostatik.
Alfalfa kaya akan sumber nutrisi seperti vitamin dan mineral. Sering digunakan untuk memperbaiki defisiensi nutrisi.

Dalam pengobatan tradisional Cina, akar alfalfa adalah paling sering dibicarakan. Akar alfalfa selain sebagai diuretik juga sering diberikan untuk kasus batu ginjal dan penyakit kuning.
Prof. Dr. Made Astawan-ahli Teknologi Pangan dan Gizi IPB dalam sebuah literatur, mengatakan bahwa alfalfa mengandung komponen-komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein, mineral, dan serat dalam jumlah yang cukup banyak. Saponin yang terkandung dalam akar alfalfa ini dapat menghambat peningkatan kolesterol pada darah hewan uji. Juga menurut Made, Vitamin K yang terkandung dalam 100 g alfalfa dapat memenuhi 38% dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Vitamin K sangat penting untuk pembentukan protein, penggumpalan darah, dan sebagai zat antihemolitik saat pendarahan. Menegaskan hal tersebut, “Kalau ada luka tersayat, ditaburi saja dengan serbuk atau cairan (alfalfa) ini, dalam hitungan detik (lukanya) langsung menutup,” ungkap Nugroho.

Khasiat tanaman dengan nama latin Medicago sativa ini bagi kesehatan manusia memang telah diteliti oleh banyak ahli kesehatan dunia. Menurut Dr. Ir. H. Nugroho W. Dipl. WRD, M.Eng., seorang pembudidaya alfalfa di kawasan Boyolali, Jateng, kandungan protein alfalfa sangat tinggi, “Proteinnya, ini hasil analisa pangan ya, kalau ditotalkan, hasilnya 32%. Menyamai kedelai. Kedelai ‘kan 45.”

Mendampingi kandungan zat gizi lengkapnya, klorofil alfalfa juga amat penting. Kandungan klorofil alfalfa yang mencapai empat kali klorofil tanaman lain, berdasarkan beberapa literatur. Klorofil ini memberikan manfaat kesehatan di antaranya membantu mengeluarkan racun tubuh, menyeimbangkan kadar asam- basa dalam tubuh, meningkatkan jumlah sel darah merah, membuat kulit sehat dan awet muda, serta meningkatkan kekebalan tubuh (AGRINA Edisi 75, 15 April 2008).

Alfalfa terbukti bermanfaat sebagai antikanker (AGRINA Edisi 83, 5 Agustus 2008), berbagai penelitian yang dilakukan beberapa ahli kesehatan pun membuktikan bahwa alfalfa berkhasiat mengatasi berbagai macam penyakit. “Manfaatnya bagi kesehatan sebenarnya cukup banyak, mengingat fungsinya dalam menangkal radikal bebas,” ujar Nugroho.
Dari banyak manfaat Alfalfa yang diungkapkan, di antaranya mencegah radang sendi dan rematik, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan risiko serangan stroke dan menghambat penurunan fungsi syaraf, mengatasi kelelahan, mengurangi bahaya merokok, serta menghambat penuaan.

Alfalfa juga dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti kanker dan kencing manis.Studi secara ekstensif sudah banyak dilakukan terhadap alfalfa. Seluruh bagian tanaman ini mengandung komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti: saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein, mineral, dan komponen gizi lainnya. Juga mengandung serat (dietary fiber) dalam jumlah cukup banyak dan dapat berfungsi sebagai antikolesterol.

Alfalfa dikenal sebagai salah satu tumbuhan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Kandungan kalsium, klorofil, karoten, dan vitamin K yang cukup tinggi, menjadikan alfalfa sebagai salah satu suplemen yang sering dikonsumsi manusia.

Daun alfalfa merupakan salah satu sumber klorofil, empat kali lebih tinggi daripada sayuran biasa. Telah banyak dilakukan kajian ilmiah tentang khasiat klorofil, di antaranya sebagai pembersih dalam tubuh, pembentuk sel darah, pengatur keseimbangan asambasa tubuh, peningkat daya tahan, serta pengganti sel yang rusak.

Sebetulnya hampir seluruh tumbuhan hijau mengandung vitamin K. Namun, kandungan vitamin K dalam 100 gram alfalfa cukup tinggi, yang dapat memenuhi 38 persen dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Hal ini dapat menjadikan alfalfa sebagi salah satu sumber vitamin K bagi tubuh. Vitamin K sangat penting untuk pembentukan protein dan penggumpalan darah pada saat terjadi luka. Vitamin K juga dapat berfungsi sebagai zat antihemolitik, khususnya saat terjadi perdarahan, seperti pada orang-orang yang sedang melakukan terapi antibiotik dan bagi penderita diare kronis.

Alfalfa mengandung lebih dari seratus komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu komponen paling dominan adalah saponin glukosida. Komponen saponin pada alfalfa mencapai 2-3 persen. Penelitian para ahli menunjukkan bahwa saponin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah.Saat ini alfalfa banyak tersedia dalam bentuk suplemen. Di Amerika dan Australia, bagian daun yang masih muda biasa dikonsumsi sebagai salah satu bahan salad. Di Cina, alfalfa biasanya direbus dan digunakan sebagai obat herbal. Selain itu, alfalfa juga sering dibuat jus.

Selain daun, biji tanaman ini juga dapat dikonsumsi, tetapi tidak dianjurkan bagi penderita lupus (systemic lupus erythematosus) karena mengandung asam amino L-canavanine yang diduga dapat mengakibatkan lupus-like syndrome.

Alfalfa juga di ketahui mempunyai efek pengobatan yang kaya dengan vitamin. Alfalfa adalah sumber yang baik dari vitamin A, C, D, E, K and beberapa jenis vitamin B. Sebagai tambahan, alfalfa juga kaya akan protein dan mineral.

Tumbuhan asli timur tengah ini menyimpan berjuta manfaat kesehatan. Nikmati kesegarannya secara rutin, tubuh sehat imbalannya.

Cara Budidaya Tanaman Alfalfa

Budidaya tanaman alfalfa mungkin menjadi pilihan tepat, karena memiliki nutrisi yang sangat tinggi. Sangat bagus untuk kesehatan Manusia dan peternakan. Alfalfa mudah tumbuh dan beradaptasi cukup baik di hampir setiap lahan pertanian atau kebun. Tumbuhan ini sangat toleransi kondisi pertumbuhan di segala jenis tanah, selain bergizi tinggi tanaman alfalfa tahan terhadap kekeringan, ini karena ia tidak suka atau kurang maksimal produksinya di lahan basah.

Tanaman Alfalfa Sumber Klorofil

Membudidayakan tumbuhan alfalfa selain menyehatkan Manusia dan peternakan, juga menyehatkan kondisi lahan pertanian itu sendiri. Cara budidaya alfalfa juga tergolong mudah, hal utama yang harus diperhatikan adalah dengan memilih area atau lahan yang memperoleh banyak sinar matahari penuh. Lahan yang cocok untuk budidaya alfalfa memiliki drainase baik dengan tingkat pH tanah antara 6,8 hingga 7,5.
Langkah-Langkah Budidaya Alfalfa
Sebelum melakukan penanaman alfalfa, sebaiknya anda menentukan terlebih dahulu bibit yang akan di tanam, membersihkan lahan dari semak belukar di sertai juga olah tanah dengan sistem organik. Untuk memperoleh benih alfalfa murni sebaiknya dari varietas yang sudah banyak di budidayakan di indonesia.

Cara Menanam Alfalfa
Setelah olah tanah yang sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan atau di akhir musim kemarau, cara menanam alfalfa bisa dilakukan dengan menebar benih saat musim hujan mulai datang. pertumbuhan akar alfalfa sangat cepat, tidak memerlukan kedalaman tanam, hanya taburi benih secara merata ke tanah dan ditaburi dengan pupuk kompos atau bokashi. Benih alfalfa berat 1 gram cukup untuk keluasan area 0,75 m2. Kocorkan Pupuk Hayati BIOBOOST dengan dosis 3 liter/hektar lahan.
Perawatan Alfalfa
Perawatan tanaman alfalfa bisa dimulai sejak kecambah mulai tumbuh dalam waktu tujuh hingga 10 hari, sebaiknya lakukan perendaman benih semalam dengan Pupuk Hayati BIOBOOST dengan dosis 1 liter air + 2 tutup Bioboost. Kemudian kering anginkan dan tebar benih di lahan.  Lakukan penyemprotan menggunakan Pupuk Hayati BIOBOOST setiap 20 hari sekali. Penjarangan tumbuhan alfalfa juga perlu untuk mengurangi kepadatan tanaman saat ketinggian 10 cm, sesuaikan dengan kebutuhan anda.
Penyiangan gulma serta pengendalian hama jika diperlukan, hanya menggunakan pestisida organik. Ini karena alfalfa biasanya di olah atau di ekstrak untuk minuman kesehatan. tentu budidaya alfalfa secara organik sangat penting untuk menjaga hasil produksi.
Pemanenan Tanaman Alfalfa
Tanaman Alfalfa di panen sebelum berbunga. Ini karena nilai gizi alfalfa paling optimal adalah sebelum fase berbunga, kadar kecernaan juga sangat tinggi disaat tanaman belum keluar bunga. Namun, jika anda memproduksi benih alfalfa sendiri dapat menyisakan sebagian untuk tidak dipanen sebelum berbuah.
Untuk peternakan tanaman alfalfa dapat di berikan dalam bentuk segar / hijauan makan ternak atau dapat dikeringkan layaknya jerami padi (atau sering disebut alfalfa hay), jika ada membudidayakan sekala luas sebagai pakan ternak. Pemotongan sebaiknya menyisakan batang bawah 10 cm, alfalfa dapat tumbuh kembali jika mendapat perlakuan baik, dengan pemberian pupuk kandang yang telah di fermentasi  (Bokashi) setelah dipotong.

Nah, apakah anda tertarik untuk budidaya alfalfa..?

Demikian artikel tentang Manfaat dan Budidaya Alfalfa Kaya Kandungan Gizi untuk Manusia juga untuk pakan ternak.
Semoga Bermanfaat.


 
 
Alfalfa atau nama latinnya Medicago Sativa L adalah tanaman hutan liar tertua di dunia. Tumbuh di pegunungan mediterania di sebelah barat daya Asia.  Alfalfa berasal dari Iran. Alfalfa diperkenalkan ke Eropa dari Asia oleh bangsa Persia pada perkiraan tahun 490 sebelum masehi.

Alfalfa merupakan salah satu kacang-kacangan alam tertua di dunia, Alfalfa diketahui dibudidayakan selama lebih dari 2000 tahun. By history seluruh tanaman Alfalfa (daun, tangkai, akar dan biji) dapat dimakan oleh manusia. Orang-orang Arab, beberapa abad yang lalu, menggunakan Alfalfa sebagai pakan untuk kuda-kuda mereka dan mengklaimnya dapat membuat hewan-hewan mereka cepat dan kuat. Ketika mereka mencoba ramuan sendiri, mereka menjadi sangat yakin manfaat kepada kesehatan dan kekuatan yang mereka namakan pabrik "Al-Fak-Facah", yang berarti "Bapak Semua Makanan". Orang Spanyol kemudian merubah nama menjadi Alfalfa. Akar dari tanaman Alfalfa dapat menyentuh ke dalam bumi untuk mencapai mineral yang tidak dapat diakses oleh sebagian tanaman lainnya.

Kata Alfalfa berasal dari bahasa arab terbagi dalam dua bagian kata yaitu “Al” yang berarti Allah dan “falf” yang artinya ribuan kenikmatan dan manfaat atau orang Yunani menyebutnya “bapak dari segala makanan”, ciptaan dan karunia. Penyebaran tanaman ini ke berbagai belahan dunia diduga terjadi pada zaman perunggu. Penyebarannya sendiri diperkirakan melewati daerah Asia Tengah.

Tanaman ini mengandung 60 nutrisi, sehingga disebut "bapak dari semua tumbuhan". Tanaman Alfalfa juga mengandung 8 asam amino esensial bersama dengan karbohidrat, protein, serat vitamin, dan sejumlah kecil lemak. Kandungan protein dalam Alfalfa adalah 18,9% dibandingkan 16,5% untuk daging sapi, 3,3% untuk susu dan 13,1% untuk telur. Kandungan kalsium di Alfalfa juga sangat tinggi yaitu 14 kali lebih dibandingkan bibit gandum. Alfalfa juga mengandung alkalin. Alkalinitas membantu untuk menetralkan keasaman dalam tubuh. Daun Alfalfa memiliki kandungan zat hijau daun (chlorophyll) yang empat kali lebih tinggi daripada sayuran yang biasa di konsumsi. Chlorophyll merupakan molekul pembentuk pigmen hijau pada tumbuhan, alga, dan bakteri. Molekul itu menangkap  cahaya dan melepaskan elektron untuk membentuk gula serta oksigen dalam proses fotosintesis.

Tanaman yang juga disebut di dalam Al-Qur’an ini menjadi kekuatan industri pertanian yang luar biasa justru di negeri seperti Amerika. Alfalfa menjadi sumber kekuatan ekonomi pertanian ketiga di Amerika setelah jagung dan gandum. Maka tidak heran bila Amerika menjelma sebagai produsen alfalfa terbesar di dunia dan Amerika juga menjadi penghasil daging yang sangat besar, nomor dua setelah China.

Maksud nutritious plants dalam Alquran (QS. 80 : 24-32 & QS 78 : 16) adalah tanaman alfalfa - sangat kaya dengan gizi seperti yang diulas oleh ilmuwan Muslim Mesir Prof. DR. Zagloul Al Najjar - Fellow of Islamic Academy of Science -  yang menulis lebih dari 150 mukjizat Al-Qur’an.

Manfaat Tumbuhan Alfalfa

Sejak abad ke-6, alfalfa (Medicago sativa) telah digunakan oleh bangsa Cina untuk mengobati batu ginjal, saluran pencernaan dan kembung. Awalnya, dunia pengobatan tradisional Cina sering menggunakan daun Alfalfa untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan. Kemudian berkembang untuk membantu membersihkan racun dalam darah atau yang disebut detoksifikasi dan pengobatan peradangan sendi. Sedangkan dalam pengobatan India (Ayurveda) untuk mengobati sakit pencernaan. Alfalfa juga diyakini sangat membantu meringankan gejala radang sendi.

Di Eropa, alfalfa dikenal sebagai 'obat rakyat' yang sangat baik untuk memperlancar kencing. Kepiawaiannya sebagai antibiotik tak hanya di dalam tubuh. Kandungan chlorophyll dalam daun alfalfa digunakan sebagai desinfektan untuk mengobati infeksi luka luar.
Dalam The American Journal of Surgery 1940, Benjamin Cruskin M D merekomendasikan chlorophyll untuk mencegah dan menyembuhkan beragam infeksi dan luka.
Homeopaths dan herbalis menggunakan alfalfa untuk mengobati anemia, kelemahan dalam pemulihan, gangguan feminin yang berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon dan keluhan menopause.

Keunggulan lain alfalfa adalah memiliki kandungan vitamin dan mineral cukup lengkap. Vitamin yang terkandung dalam alfalfa adalah: vitamin A, thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin K, dan asam folat. Mineral unggulan, yakni kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan seng.
Untuk membuat minuman alfalfa dari daun keringnya juga cukup mudah. Caranya sama seperti menyeduh teh. Selain itu, alfalfa juga sering digunakan dalam sup. Daun alfalfa yang sudah dikeringkan digunakan sebagai suplemen dalam bentuk tablet, bubuk, dan teh.

Di negara-negara Amerika dan Australia, daun alfalfa muda segar sering dicampurkan dalam salad. Di China sudah digunakan sebagai obat herbal atau sebagai campuran sup.
Menurut penyelidikan yang dimuat di "Journal of Nutrition" oleh para ahli sains (scientists) di University of California at Davis, 1984) diketemukan bahwa ALFALFA extracts bisa menggantikan INSULIN bagi penderita DIABETES

Konon kandungan gizi alfalfa merupakan yang terlengkap di antara semua tumbuhan. Hampir semua zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan terkandung di dalam tumbuhan yang termasuk keluarga kacang-kacangan ini. Sebut saja mineral. Mineral unggulan berupa kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan seng terkandung di dalamnya. Vitaminnya, mulai dari vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, K, hingga asam folat juga ada. Tidak heran, tumbuhan ini dikenal sebagai bapak dari segala tanaman.

Klorofil dari alfalfa umumnya tersedia dalam bentuk ekstrak dan dijadikan suplemen. Sebagai obat, klorofil digunakan dalam pencegahan ataupun pengobatan berbagai jenis penyakit seperti kanker, radang, anemia, konstipasi, antibakteri, pembersih racun, penyeimbang nutrisi, dan pemulihan pada orang sakit dan lain-lain.

Dari segi nutrisi alfalfa kaya kalsium dan alfafa mencegah mengerasnya pembuluh darah. Jadi alfalfa mengandung zat anti kolestrol serta canggih memerangi infeksi
Alfalfa disebutkan juga sebagai tonik sedang yang baik untuk darah. Alfalfa mempunyai efek diuretik, antipiretik dan hemostatik.
Alfalfa kaya akan sumber nutrisi seperti vitamin dan mineral. Sering digunakan untuk memperbaiki defisiensi nutrisi.

Dalam pengobatan tradisional Cina, akar alfalfa adalah paling sering dibicarakan. Akar alfalfa selain sebagai diuretik juga sering diberikan untuk kasus batu ginjal dan penyakit kuning.
Prof. Dr. Made Astawan-ahli Teknologi Pangan dan Gizi IPB dalam sebuah literatur, mengatakan bahwa alfalfa mengandung komponen-komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein, mineral, dan serat dalam jumlah yang cukup banyak. Saponin yang terkandung dalam akar alfalfa ini dapat menghambat peningkatan kolesterol pada darah hewan uji. Juga menurut Made, Vitamin K yang terkandung dalam 100 g alfalfa dapat memenuhi 38% dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Vitamin K sangat penting untuk pembentukan protein, penggumpalan darah, dan sebagai zat antihemolitik saat pendarahan. Menegaskan hal tersebut, “Kalau ada luka tersayat, ditaburi saja dengan serbuk atau cairan (alfalfa) ini, dalam hitungan detik (lukanya) langsung menutup,” ungkap Nugroho.

Khasiat tanaman dengan nama latin Medicago sativa ini bagi kesehatan manusia memang telah diteliti oleh banyak ahli kesehatan dunia. Menurut Dr. Ir. H. Nugroho W. Dipl. WRD, M.Eng., seorang pembudidaya alfalfa di kawasan Boyolali, Jateng, kandungan protein alfalfa sangat tinggi, “Proteinnya, ini hasil analisa pangan ya, kalau ditotalkan, hasilnya 32%. Menyamai kedelai. Kedelai ‘kan 45.”

Mendampingi kandungan zat gizi lengkapnya, klorofil alfalfa juga amat penting. Kandungan klorofil alfalfa yang mencapai empat kali klorofil tanaman lain, berdasarkan beberapa literatur. Klorofil ini memberikan manfaat kesehatan di antaranya membantu mengeluarkan racun tubuh, menyeimbangkan kadar asam- basa dalam tubuh, meningkatkan jumlah sel darah merah, membuat kulit sehat dan awet muda, serta meningkatkan kekebalan tubuh (AGRINA Edisi 75, 15 April 2008).

Alfalfa terbukti bermanfaat sebagai antikanker (AGRINA Edisi 83, 5 Agustus 2008), berbagai penelitian yang dilakukan beberapa ahli kesehatan pun membuktikan bahwa alfalfa berkhasiat mengatasi berbagai macam penyakit. “Manfaatnya bagi kesehatan sebenarnya cukup banyak, mengingat fungsinya dalam menangkal radikal bebas,” ujar Nugroho.
Dari banyak manfaat Alfalfa yang diungkapkan, di antaranya mencegah radang sendi dan rematik, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan risiko serangan stroke dan menghambat penurunan fungsi syaraf, mengatasi kelelahan, mengurangi bahaya merokok, serta menghambat penuaan.

Alfalfa juga dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti kanker dan kencing manis.Studi secara ekstensif sudah banyak dilakukan terhadap alfalfa. Seluruh bagian tanaman ini mengandung komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti: saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein, mineral, dan komponen gizi lainnya. Juga mengandung serat (dietary fiber) dalam jumlah cukup banyak dan dapat berfungsi sebagai antikolesterol.

Alfalfa dikenal sebagai salah satu tumbuhan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Kandungan kalsium, klorofil, karoten, dan vitamin K yang cukup tinggi, menjadikan alfalfa sebagai salah satu suplemen yang sering dikonsumsi manusia.

Daun alfalfa merupakan salah satu sumber klorofil, empat kali lebih tinggi daripada sayuran biasa. Telah banyak dilakukan kajian ilmiah tentang khasiat klorofil, di antaranya sebagai pembersih dalam tubuh, pembentuk sel darah, pengatur keseimbangan asambasa tubuh, peningkat daya tahan, serta pengganti sel yang rusak.

Sebetulnya hampir seluruh tumbuhan hijau mengandung vitamin K. Namun, kandungan vitamin K dalam 100 gram alfalfa cukup tinggi, yang dapat memenuhi 38 persen dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Hal ini dapat menjadikan alfalfa sebagi salah satu sumber vitamin K bagi tubuh. Vitamin K sangat penting untuk pembentukan protein dan penggumpalan darah pada saat terjadi luka. Vitamin K juga dapat berfungsi sebagai zat antihemolitik, khususnya saat terjadi perdarahan, seperti pada orang-orang yang sedang melakukan terapi antibiotik dan bagi penderita diare kronis.

Alfalfa mengandung lebih dari seratus komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu komponen paling dominan adalah saponin glukosida. Komponen saponin pada alfalfa mencapai 2-3 persen. Penelitian para ahli menunjukkan bahwa saponin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah.Saat ini alfalfa banyak tersedia dalam bentuk suplemen. Di Amerika dan Australia, bagian daun yang masih muda biasa dikonsumsi sebagai salah satu bahan salad. Di Cina, alfalfa biasanya direbus dan digunakan sebagai obat herbal. Selain itu, alfalfa juga sering dibuat jus.

Selain daun, biji tanaman ini juga dapat dikonsumsi, tetapi tidak dianjurkan bagi penderita lupus (systemic lupus erythematosus) karena mengandung asam amino L-canavanine yang diduga dapat mengakibatkan lupus-like syndrome.

Alfalfa juga di ketahui mempunyai efek pengobatan yang kaya dengan vitamin. Alfalfa adalah sumber yang baik dari vitamin A, C, D, E, K and beberapa jenis vitamin B. Sebagai tambahan, alfalfa juga kaya akan protein dan mineral.

Tumbuhan asli timur tengah ini menyimpan berjuta manfaat kesehatan. Nikmati kesegarannya secara rutin, tubuh sehat imbalannya.

Cara Budidaya Tanaman Alfalfa

Budidaya tanaman alfalfa mungkin menjadi pilihan tepat, karena memiliki nutrisi yang sangat tinggi. Sangat bagus untuk kesehatan Manusia dan peternakan. Alfalfa mudah tumbuh dan beradaptasi cukup baik di hampir setiap lahan pertanian atau kebun. Tumbuhan ini sangat toleransi kondisi pertumbuhan di segala jenis tanah, selain bergizi tinggi tanaman alfalfa tahan terhadap kekeringan, ini karena ia tidak suka atau kurang maksimal produksinya di lahan basah.

Tanaman Alfalfa Sumber Klorofil

Membudidayakan tumbuhan alfalfa selain menyehatkan Manusia dan peternakan, juga menyehatkan kondisi lahan pertanian itu sendiri. Cara budidaya alfalfa juga tergolong mudah, hal utama yang harus diperhatikan adalah dengan memilih area atau lahan yang memperoleh banyak sinar matahari penuh. Lahan yang cocok untuk budidaya alfalfa memiliki drainase baik dengan tingkat pH tanah antara 6,8 hingga 7,5.
Langkah-Langkah Budidaya Alfalfa
Sebelum melakukan penanaman alfalfa, sebaiknya anda menentukan terlebih dahulu bibit yang akan di tanam, membersihkan lahan dari semak belukar di sertai juga olah tanah dengan sistem organik. Untuk memperoleh benih alfalfa murni sebaiknya dari varietas yang sudah banyak di budidayakan di indonesia.

Cara Menanam Alfalfa
Setelah olah tanah yang sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan atau di akhir musim kemarau, cara menanam alfalfa bisa dilakukan dengan menebar benih saat musim hujan mulai datang. pertumbuhan akar alfalfa sangat cepat, tidak memerlukan kedalaman tanam, hanya taburi benih secara merata ke tanah dan ditaburi dengan pupuk kompos atau bokashi. Benih alfalfa berat 1 gram cukup untuk keluasan area 0,75 m2. Kocorkan Pupuk Hayati BIOBOOST dengan dosis 3 liter/hektar lahan.
Perawatan Alfalfa
Perawatan tanaman alfalfa bisa dimulai sejak kecambah mulai tumbuh dalam waktu tujuh hingga 10 hari, sebaiknya lakukan perendaman benih semalam dengan Pupuk Hayati BIOBOOST dengan dosis 1 liter air + 2 tutup Bioboost. Kemudian kering anginkan dan tebar benih di lahan.  Lakukan penyemprotan menggunakan Pupuk Hayati BIOBOOST setiap 20 hari sekali. Penjarangan tumbuhan alfalfa juga perlu untuk mengurangi kepadatan tanaman saat ketinggian 10 cm, sesuaikan dengan kebutuhan anda.
Penyiangan gulma serta pengendalian hama jika diperlukan, hanya menggunakan pestisida organik. Ini karena alfalfa biasanya di olah atau di ekstrak untuk minuman kesehatan. tentu budidaya alfalfa secara organik sangat penting untuk menjaga hasil produksi.
Pemanenan Tanaman Alfalfa
Tanaman Alfalfa di panen sebelum berbunga. Ini karena nilai gizi alfalfa paling optimal adalah sebelum fase berbunga, kadar kecernaan juga sangat tinggi disaat tanaman belum keluar bunga. Namun, jika anda memproduksi benih alfalfa sendiri dapat menyisakan sebagian untuk tidak dipanen sebelum berbuah.
Untuk peternakan tanaman alfalfa dapat di berikan dalam bentuk segar / hijauan makan ternak atau dapat dikeringkan layaknya jerami padi (atau sering disebut alfalfa hay), jika ada membudidayakan sekala luas sebagai pakan ternak. Pemotongan sebaiknya menyisakan batang bawah 10 cm, alfalfa dapat tumbuh kembali jika mendapat perlakuan baik, dengan pemberian pupuk kandang yang telah di fermentasi  (Bokashi) setelah dipotong.

Nah, apakah anda tertarik untuk budidaya alfalfa..?

Demikian artikel tentang Manfaat dan Budidaya Alfalfa Kaya Kandungan Gizi untuk Manusia juga untuk pakan ternak.
Semoga Bermanfaat.
BUDIDAYA TANAMAN ALFALFA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQgnBV7n6dBB8DXzkgU8zzgd74QKYAseXvKoVZhChzeI0mL9SArT_1hOrMLs6vWtb7DRArQ6WwY3ydniIZxt_TRvLkOS0Fa4fnXKK61IOueADOhJDxLrZ91moFHfMkWOLpuGYFa1h6qec/s72-c/Alfalfa_Extract.jpg
View detail
BUDIDAYA MENTIMUN

BUDIDAYA MENTIMUN


 
 
A. PENDAHULUAN
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. K-link Indonesia dengan Pupuk Hayati BIOBOOST berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian.

B. SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 – 26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000 – 1.200 mdpl.

2. Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.

C. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
  1. Siapkan tanah halus dan pupuk kandang dengan perbandingan 7:3 dan masukkan polybag.
  2. Rendam benih dalam larutan campuran BIOBOOST 1 tutup/liter air selama 60 menit.
  3. Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polibag sedalam 0,5-1 cm.
  4. Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
  5. Semprotkan BIOBOOST dengan dosis 1 tutup/liter air pada 7 hss.
  6. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.
Pengolahan Media Tanam
  1. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
  2. Berikan kalsit/dolomit pH tanah 6
Penanaman
  1. Siram bibit dalam polibag dengan air
  2. Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag.
  3. Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar batang.
  4. Kemudian disiram dengan BIOBOOST dengan dosis 1tutup/liter air.
Pemeliharaan Tanaman
  • Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
  • Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
  • Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.
  • Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
  • Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

Pemupukan
Waktu
Pupuk (kg)
TSP
Urea
KCL
Pupuk Kandang   
Pupuk Dasar
150
150
150
20.000
3-5 hst
100
150
100
10 hst
250
300
100
Setelah berbunga
250
250
Setelah Panen I
100
100

Pupuk Hayati BIOBOOST diberikan pada usia 20 hst, 45 hst dengan dosis 1 tutup/liter air dengan disemprotkan pada pangkal tanaman.

D. HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver). Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Fungi atau Insect.

b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon). Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.

c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.). Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk.

d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover). Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Insect.

2. Penyakit
a. Busuk daun (Downy mildew). Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Fungi sebelum tanam.

b. Penyakit tepung (Powdery mildew ). Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Fungi sebelum tanam.

c. Antraknose. Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Fungi sebelum tanam.

d. Bercak daun bersudut. Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Fungi sebelum tanam.

e. Virus. Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Insect, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.

f. Kudis (Scab). Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Fungi sebelum tanam.

g. Busuk buah. Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 – 7 derajat C. Dan pemberian Fungi sebelum tanam.

E. PANEN
1. Ciri dan Umur Panen
Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.

2. Cara Panen
Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.

3.Periode Panen

Mentimun sayur dipanen 5 – 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.
Semoga Bermanfaat.


 
 
A. PENDAHULUAN
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. K-link Indonesia dengan Pupuk Hayati BIOBOOST berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian.

B. SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 – 26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000 – 1.200 mdpl.

2. Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.

C. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
  1. Siapkan tanah halus dan pupuk kandang dengan perbandingan 7:3 dan masukkan polybag.
  2. Rendam benih dalam larutan campuran BIOBOOST 1 tutup/liter air selama 60 menit.
  3. Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polibag sedalam 0,5-1 cm.
  4. Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
  5. Semprotkan BIOBOOST dengan dosis 1 tutup/liter air pada 7 hss.
  6. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.
Pengolahan Media Tanam
  1. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
  2. Berikan kalsit/dolomit pH tanah 6
Penanaman
  1. Siram bibit dalam polibag dengan air
  2. Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag.
  3. Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar batang.
  4. Kemudian disiram dengan BIOBOOST dengan dosis 1tutup/liter air.
Pemeliharaan Tanaman
  • Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
  • Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
  • Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.
  • Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
  • Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

Pemupukan
Waktu
Pupuk (kg)
TSP
Urea
KCL
Pupuk Kandang   
Pupuk Dasar
150
150
150
20.000
3-5 hst
100
150
100
10 hst
250
300
100
Setelah berbunga
250
250
Setelah Panen I
100
100

Pupuk Hayati BIOBOOST diberikan pada usia 20 hst, 45 hst dengan dosis 1 tutup/liter air dengan disemprotkan pada pangkal tanaman.

D. HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver). Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Fungi atau Insect.

b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon). Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.

c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.). Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk.

d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover). Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Insect.

2. Penyakit
a. Busuk daun (Downy mildew). Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Fungi sebelum tanam.

b. Penyakit tepung (Powdery mildew ). Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Fungi sebelum tanam.

c. Antraknose. Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Fungi sebelum tanam.

d. Bercak daun bersudut. Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Fungi sebelum tanam.

e. Virus. Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Insect, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.

f. Kudis (Scab). Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Fungi sebelum tanam.

g. Busuk buah. Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 – 7 derajat C. Dan pemberian Fungi sebelum tanam.

E. PANEN
1. Ciri dan Umur Panen
Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.

2. Cara Panen
Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.

3.Periode Panen

Mentimun sayur dipanen 5 – 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.
Semoga Bermanfaat.
BUDIDAYA MENTIMUN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinr3149c803Cj_EQNkCv7VRFyYOqmP5sF4uDHH73McDMoMmnLjZ_VINRl4-VDvhhQET6ZhwJjn0n8L0ege4cr-WWV7O5K674ETKKLYfUZNJhh64xsFejLuqR59yTb5yHrtethPM8yfqP8/s72-c/Untitled.jpg
View detail
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | Redesigned :Tukang Toko Online
Copyright © 2011. K-BIOBOOST - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Ifan Dian Putra
Proudly powered by Blogger